Pasar
Video: Pasar Menunggu Pemangkasan Bunga The Fed dan Dampaknya ke Rupiah
2024-12-09
Pasar tengah saat ini penuh dengan optimisme. CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, memperkirakan bahwa Bank Sentral AS berpotensi menurunkan level Fed Funds Rate (FFR) menjadi 4,25%-4,5% dengan penurunan sebesar 25 bps. Hal ini diharapkan akan diikuti oleh Bank Indonesia sehingga BI Rate bisa turun 25 bps menjadi 5,75%. Kondisi inflasi AS masih berada dikisaran 2,3%, dan kebijakan ini tidak lepas dari dukungan tersebut. Di dalam negeri, kondisi tekanan Rupiah bersifat sementara dan didukung oleh potensi buyback US treasury yang dapat mendorong penguatan mata uang emerging termasuk Rupiah. Selain itu, arah kebijakan jangka panjang Donald Trump juga bisa memberikan dampak positif. Trump dapat memperkuat ekonomi AS dengan menjaga inflasi rendah, sehingga dapat mendorong turunya Yield US Treasury dan berefek positif ke pasar keuangan domestik. Apa sebenarnya yang dilihat pasar tentang arah pemangkasan suku bunga acuan AS? Bagaimana dampaknya ke Rupiah? Selengkapnya simak Anneke Wijaya bersama CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 09/12/2024).

Temukan Dampak Pemangkasan Suku Bunga AS ke Rupiah di Pasar Tengah

Potensi Pemangkasan Suku Bunga AS

Pasar tengah di Jakarta sedang mengharapkan potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed. CEO Bernadus Wijaya mengungkapkan bahwa Bank Sentral AS mungkin akan mengurangi level Fed Funds Rate (FFR) menjadi 4,25%-4,5% dengan penurunan sebesar 25 bps. Hal ini diharapkan akan berdampak pada Bank Indonesia dan BI Rate yang bisa turun 25 bps menjadi 5,75%. Kondisi inflasi AS yang masih berada dikisaran 2,3% menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan ini.Dalam kondisi ini, pasar tengah berharap bahwa penurunan suku bunga AS akan memberikan dampak positif pada ekonomi dan pasar keuangan domestik. Namun, kondisi tekanan Rupiah bersifat sementara dan perlu dipertimbangkan.

Dampak Ke Rupiah

Potensi buyback US treasury menjadi faktor kunci dalam mendorong penguatan mata uang emerging termasuk Rupiah. Kondisi ini memberikan harapan bagi pasar bahwa Rupiah akan lebih stabil dan berpotensi naik nilai. Namun, kondisi tekanan Rupiah masih harus dipertimbangkan secara seksama.Selain itu, arah kebijakan jangka panjang Donald Trump juga akan memberikan dampak terhadap Rupiah. Jika Trump berhasil memperkuat ekonomi AS dengan menjaga inflasi rendah, maka Yield US Treasury akan turun dan akan berefek positif ke pasar keuangan domestik termasuk Rupiah. Namun, hal ini juga masih perlu dipertimbangkan secara seksama.

Perspektif Pasar dan Power Lunch

Dalam Power Lunch, CNBC Indonesia, Anneke Wijaya bersama CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya, akan memaparkan lebih lanjut tentang apa sebenarnya yang dilihat pasar tentang arah pemangkasan suku bunga acuan AS dan bagaimana dampaknya ke Rupiah. Mereka akan memberikan analisis dan wawasan yang lebih dalam tentang kondisi pasar dan kebijakan keuangan.Ini adalah kesempatan bagi para investor dan pecinta pasar untuk memahami lebih lanjut tentang dampak pemangkasan suku bunga AS ke Rupiah dan bagaimana mengendalikan risiko di pasar. Mereka akan memaparkan strategi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
More Stories
see more