Gaya Hidup
53.000 Warga Singapura Mengkonsumsi Obat Anti-Depresan: Apa Hubungannya?
2024-12-02
Di Jakarta, CNBC Indonesia, kita melihat tren yang menarik tentang masalah kesehatan mental di Singapura. Pasar obat antidepresan seperti SSRI mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

"Penurunan Stigma dan Pertumbuhan Obat Antidepresan di Singapura"

Persebaran Pasien dan Tipe Obat

Makin banyak warga Singapura mengalami masalah kesehatan mental, terutama kelompok usia dewasa muda. Melansir CNA TODAY, mereka datang ke dokter dan diresepkan obat golongan antidepresan yang dikenal sebagai selective serotonin reuptake inhibitors atau SSRI. Penggunaan SSRI telah ada sejak akhir 1980-an dan merupakan jenis antidepresan yang paling sering diresepkan. Obat ini bekerja dengan meningkatkan kadar serotonin di otak, yaitu neurotransmitter yang membantu mengatur suasana hati.SSRI dapat digunakan untuk mengobati sejumlah kondisi kesehatan mental selain depresi, seperti kecemasan dan gangguan obsesif kompulsif. Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, sekitar 53.000 pasien diresepkan SSRI setiap tahun pada 2022 hingga 2023. Angka ini naik dari rata-rata 50.000 per tahun pada 2017 hingga 2021. Secara keseluruhan, resep SSRI meningkat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 5 persen atau dari tahun 2018 hingga 2022, setara dengan peningkatan setidaknya 20 persen dalam periode tersebut.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Peningkatan resep obat antidepresan secara keseluruhan tidak mengejutkan karena beberapa alasan. Salah satu alasannya adalah penyakit mental telah mengalami destigmatisasi yang substansial di masyarakat. Dr Victor Kwok, direktur medis dan konsultan psikiater senior di Private Space Medical, mengatakan bahwa ia melihat makin banyak orang dewasa muda yang mengunjungi klinik atas kemauan mereka sendiri setelah pandemi. "Pasien muda ini lebih mampu mengenali gejala mereka dan menganalisis alasan pemicunya. Bahasa yang mereka gunakan sering kali sangat canggih seperti bahasa terapis," katanya.Dalam konteks ini, kita juga perlu mempertimbangkan dampak sosial dan budaya Singapura terhadap masalah kesehatan mental. Masyarakat Singapura memiliki nilai-nilai yang berbeda dan mungkin mempengaruhi bagaimana orang mengelola dan mengungkapkan masalah kesehatan mental mereka. Selain itu, perubahan lingkungan dan stres kehidupan modern juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi peningkatan masalah kesehatan mental di wilayah ini.

Perspektif Psikiater dan Implikasi

Dari sudut pandang psikiater, peningkatan penggunaan SSRI menunjukkan bahwa masyarakat Singapura mulai lebih memahami dan menerima masalah kesehatan mental. Namun, kita juga harus berhati-hati dalam memberikan obat antidepresan dan memastikan bahwa pasien menerima pengobatan yang tepat dan berkelanjutan. Psikiater harus bekerja sama dengan pasien untuk mengidentifikasi akar akarnya masalah dan memberikan solusi yang sesuai.Dalam masa depan, kita perlu terus mengembangkan program dan layanan kesehatan mental yang lebih baik di Singapura. Ini melibatkan upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan mental, mengurangi stigma, dan memberikan dukungan yang lebih baik kepada pasien. Dengan demikian, kita dapat membantu warga Singapura dalam mengatasi masalah kesehatan mental dan mencapai kesejahteraan mental yang lebih baik.
More Stories
see more