Singapura pada masa lampau sering disebut Temasek, Tumasik, atau Kota Laut. Menurut Jurnal Lektur Keagamaan, posisi Singapura dianggap strategis sebagai pusat perdagangan. Pada masa lampau, beberapa kerajaan seperti Sriwijaya hingga akhir abad ke-13 M, Majapahit sampai abad ke-14 M, Ayutthaya-Thailand pada abad ke-15 M, dan Kesultanan Malaka hingga pendudukan Portugis pada 1511 M telah menguasainya.
Keberadaan Singapura di masa lalu menunjukkan pentingnya posisi strategis dan peran perdagangan di wilayah tersebut. Hal ini juga membuktikan keanekaragaman sejarah dan keterhubungan antara berbagai negara.
Beberapa ahli sejarah menyebutkan bahwa Malaysia sempat dikuasai Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar di Indonesia. Penaklukan wilayah Malaysia terjadi pada masa kekuasaan Raja Balaputradewa. Dengan daerah kekuasaan yang luas, Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama yang sangat berpengaruh.
Keberadaan Malaysia di masa lalu sebagai bagian dari Sriwijaya menunjukkan pentingnya peran kerajaan maritim tersebut dalam sejarah. Hal ini juga membuktikan keanekaragaman budaya dan keterhubungan antar wilayah.
Filipina pernah menjadi bagian dari Indonesia pada masa Kerajaan Majapahit. Sejumlah ahli sejarah meyakini bahwa penaklukan Filipina terjadi pada masa Raja Hayam Wuruk. Saat itu, sang raja dan patihnya Gadjah Mada ingin menjadikan Majapahit sebagai kerajaan besar, dan wilayah kekuasaan Majapahit meliputi Nusantara, Semenanjung Malaya, hingga Filipina.
Keberadaan Filipina di masa lalu sebagai bagian dari Majapahit menunjukkan pentingnya peran kerajaan tersebut dalam sejarah Nusantara. Hal ini juga membuktikan keanekaragaman budaya dan keterhubungan antar wilayah.
Sriwijaya juga berperan di masa penaklukan Kamboja. Catatan kekuasaan Sriwijaya di Kamboja diperoleh dari seorang pendeta bernama I Tzing yang sempat singgah di kerajaan tersebut. Wilayah kekuasaan yang luas dan strategis memudahkan Sriwijaya menjual hasil alam dan sumber ekonomi lainnya, seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkih, kayu cendana, pala dan kapulaga.
Keberadaan Sriwijaya di Kamboja menunjukkan pentingnya peran kerajaan maritim tersebut dalam sejarah. Hal ini juga membuktikan keanekaragaman budaya dan keterhubungan antar wilayah.
Indonesia memiliki sejarah yang panjang dengan Timor Timur yang sekarang menjadi Timor Leste. Timor Timur dijajah oleh Portugal pada abad ke-16 dan dikenal sebagai Timor Portugis sampai 28 November 1975. Sembilan hari kemudian, Indonesia melakukan invasi dan kemudian menyatakan Timor Timur sebagai provinsi ke-27 pada tahun berikutnya.
Semptang menjadi bagian dari Indonesia, rakyat Timor Timur kemudian menyuarakan keinginan mereka untuk berpisah. Pada 1999, Presiden BJ Habibie melakukan referendum dan dimenangkan oleh kelompok pro kemerdekaan, sehingga Timor Timur melepaskan diri dari Indonesia kemudian mengubah nama menjadi Timor Leste setelah menjadi negara merdeka.
Wilayah Brunei Darussalam sempat dikuasai kerajaan Sriwijaya. Beberapa pemukiman di Teluk Brunei disebut sebagai Vijayanegara. Brunei juga tercantum dalam kitab Negarakretagama yang ditulis kerajaan Majapahit pada 1365. Wilayah yang disebut Buruneng tersebut dikuasai Majapahit setelah Patih Gadjah Mada berambisi melaksanakan Sumpah Palapa.
Keberadaan Brunei Darussalam di masa lalu sebagai bagian dari Sriwijaya dan Majapahit menunjukkan pentingnya peran kerajaan maritim tersebut dalam sejarah. Hal ini juga membuktikan keanekaragaman budaya dan keterhubungan antar wilayah.
Semoga informasi ini menambah cakrawala pengetahuan Anda. Indonesia memiliki sejarah yang kaya dan penuh dengan perubahan. Meskipun beberapa negara sekarang berdiri sendiri, sejarah mereka tetap menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia.