Gaya Hidup
9 Larangan Gila di Korea Utara, Termasuk Tak Boleh dengar Kpop
2024-09-11
Larangan-Larangan Gila di Korea Utara yang Mengejutkan Dunia
Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara paling otoriter di dunia. Pemerintah di sana memberlakukan berbagai larangan yang terdengar sangat gila dan tidak masuk akal. Warga yang melanggar aturan-aturan tersebut bisa mendapatkan hukuman berat, bahkan hukuman mati. Apa saja larangan-larangan tersebut? Mari kita simak ulasannya.Mengungkap Sisi Gelap Kehidupan di Negeri Tertutup
Larangan Tertawa Saat Berkabung
Otoritas Korea Utara pernah memberlakukan larangan tertawa selama 11 hari saat Pyongyang sedang berkabung memperingati 10 tahun kematian pemimpin Korea Utara kedua, Kim Jong Il. Warga dilarang melakukan berbagai aktivitas rekreasi, termasuk tertawa dan minum alkohol, selama masa berkabung tersebut. Polisi juga diminta untuk melakukan pengawasan ketat terhadap warga yang tidak menunjukkan kesedihan di depan umum.Larangan ini menunjukkan betapa kerasnya pemerintah Korea Utara dalam mengontrol perilaku warganya, bahkan dalam situasi duka sekalipun. Warga yang melanggar aturan ini bisa mendapatkan hukuman berat.Larangan Mendengarkan Musik K-pop dan Drama Korea
Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan masih belum pulih sepenuhnya sejak perang saudara. Oleh karena itu, segala hal yang berkaitan dengan Korea Selatan, termasuk musik K-pop dan drama Korea, dilarang keras di Korea Utara.Polisi di Korea Utara dikabarkan akan menindak tegas warga yang ketahuan menonton video dari media Korea Selatan, bahkan sampai menembak mati. Baru-baru ini, dua remaja berusia 16 dan 17 tahun dilaporkan ditembak mati karena mendistribusikan serial drama Korea Selatan di pasar gelap.Larangan ini menunjukkan betapa paranoidnya pemerintah Korea Utara terhadap pengaruh budaya luar, terutama dari Korea Selatan yang dianggap sebagai musuh. Warga Korea Utara harus benar-benar menjaga diri agar tidak terkena hukuman berat.Larangan Menggunakan Celana Jeans
Warga Korea Utara diperbolehkan memakai celana jeans, tetapi hanya yang berwarna gelap seperti hitam. Hal ini karena pemerintah menganggap celana jeans berwarna biru sebagai lambang kapitalisme dari Amerika Serikat, yang merupakan musuh bebuyutan Korea Utara.Aturan ini menunjukkan betapa ketatnya kontrol pemerintah Korea Utara terhadap gaya berpakaian warganya. Mereka berusaha menghindari segala bentuk pengaruh budaya Barat yang dianggap berbahaya.Larangan Meniru Gaya Rambut Pemimpin
Pemerintah Korea Utara mengatur ketat gaya rambut warganya. Saat pergi ke salon, mereka hanya boleh memilih gaya rambut yang sudah ditentukan oleh negara. Warga juga dilarang memiliki panjang rambut di bawah garis pinggang, meniru gaya rambut pemimpin Kim Jong Un, atau mengenakan gaya rambut 'ayam jantan'.Aturan ini bertujuan untuk mencegah warga terkontaminasi oleh budaya Barat. Pemerintah Korea Utara berusaha mempertahankan identitas nasional dan menghindari pengaruh asing yang dianggap berbahaya.Larangan Keluar Negeri Tanpa Izin
Warga Korea Utara, termasuk para elit, dilarang pergi ke luar negeri tanpa izin dari pemerintah. Hanya mereka yang bekerja di sektor-sektor tertentu, seperti ekonomi, diplomasi, keamanan nasional, dan mesiu, yang diizinkan untuk melakukan perjalanan luar negeri.Aturan ini menunjukkan betapa ketatnya kontrol pemerintah Korea Utara terhadap pergerakan warganya. Mereka berusaha mencegah warga terpapar oleh pengaruh luar yang dianggap berbahaya bagi rezim.Larangan Melakukan Panggilan Internasional
Warga Korea Utara tidak diperbolehkan melakukan panggilan internasional karena dianggap sebagai kejahatan di negara tersebut. Pada tahun 2007, seorang bos pabrik Korea Utara bahkan dieksekusi di depan 150.000 orang karena dituduh melakukan panggilan internasional.Larangan ini menunjukkan betapa ketatnya pengawasan pemerintah Korea Utara terhadap komunikasi warganya dengan dunia luar. Mereka berusaha memutus koneksi warga dengan dunia internasional untuk mempertahankan kontrol atas informasi yang masuk dan keluar dari negara.Larangan Mempraktikkan Agama
Di Korea Utara, Alkitab dianggap sebagai simbol budaya Barat dan dilarang karena dapat mempengaruhi warga. Seorang wanita Kristen yang membagikan Alkitab bahkan pernah ditangkap dan dieksekusi.Pada tahun 2014, seorang warga negara Amerika yang sedang melakukan tur ke Korea Utara juga ditangkap dan dipenjara selama lima bulan karena meninggalkan Alkitab di kamar mandi sebuah restoran.Larangan ini menunjukkan betapa ketatnya kontrol pemerintah Korea Utara terhadap segala bentuk praktik agama, yang dianggap sebagai ancaman terhadap ideologi negara.Larangan Menggunakan Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi, termasuk kondom, dilarang di Korea Utara. Hal ini karena pemerintah ingin rakyatnya terus menghasilkan keturunan agar negara memiliki "lebih banyak pekerja sosialis".Larangan ini menunjukkan betapa pemerintah Korea Utara berusaha mengendalikan kehidupan pribadi warganya demi kepentingan negara. Mereka ingin memastikan jumlah populasi terus bertambah untuk mendukung agenda pembangunan sosialis.Larangan Berpakaian Ketat
Pemerintah Korea Utara juga melarang warganya menggunakan berbagai jenis pakaian, termasuk kemeja tanpa lengan, celana jins, pewarna rambut, celana panjang yang tidak kusut, kaos oblong dengan tulisan asing, tas bahu, celana pendek, dan atasan ketat.Aturan ini menunjukkan betapa ketatnya kontrol pemerintah Korea Utara terhadap gaya berpakaian warganya. Mereka berusaha mencegah warga terkontaminasi oleh pengaruh budaya Barat yang dianggap berbahaya.Larangan-larangan gila di Korea Utara ini mencerminkan betapa otoriter dan tertutupnya negara tersebut. Pemerintah berusaha mengendalikan segala aspek kehidupan warganya, bahkan hal-hal yang dianggap sepele, demi mempertahankan kekuasaan dan ideologi negara. Warga yang melanggar aturan-aturan ini bisa mendapatkan hukuman berat, bahkan hukuman mati.