Gaya Hidup
WHO Rilis Daftar Patogen Berbahaya yang Bisa Picu Kematian
2024-08-12

Ancaman Patogen Bakteri Baru: Indonesia Berisiko Tinggi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini merilis Daftar Patogen Bakteri Prioritas (BPPL) 2024, yang mengidentifikasi 15 famili patogen bakteri resistan antibiotik yang berpotensi menjadi ancaman kesehatan baru bagi manusia. Dalam daftar ini, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari lima negara di dunia yang memiliki risiko tinggi terhadap patogen serta ancaman kesehatan baru tersebut.

Menghadapi Resistansi Antimikroba yang Mengancam

Resistansi Antimikroba: Ancaman Serius Bagi Dunia

Resistansi antimikroba (AMR) merupakan kondisi di mana bakteri, virus, jamur, dan parasit mengalami perubahan sehingga memiliki daya tahan atau kekebalan yang tinggi terhadap obat-obatan antimikroba dan/atau antibiotik. Menurut data WHO, sekitar 9,45 juta kematian pada 2019 lalu yang sebagian besar terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dikaitkan erat dengan resistansi antimikroba. Hal ini menunjukkan bahwa resistansi antimikroba merupakan ancaman serius bagi dunia.

Indonesia Menghadapi Risiko Tinggi

WHO menyebut, Indonesia adalah salah satu dari lima negara di dunia dengan proyeksi persentase peningkatan konsumsi antimikroba terbesar pada 2030. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia tengah menghadapi risiko resistansi antimikroba yang tinggi. Kondisi ini membutuhkan perhatian dan tindakan segera untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran patogen bakteri resistan antibiotik di Indonesia.

Daftar Patogen Bakteri Prioritas 2024

Melalui BPPL 2024, WHO merilis daftar 15 famili patogen resistan antibiotik yang dikategorikan menjadi tiga kelompok: prioritas kritis, prioritas tinggi, dan prioritas sedang. Setiap kategori memiliki karakteristik dan ancaman yang berbeda-beda.

Kelompok Prioritas Kritis

Patogen bakteri dalam kelompok prioritas kritis menimbulkan ancaman tertinggi bagi kesehatan masyarakat. Infeksi dengan patogen kategori ini berpotensi sangat sulit untuk dicegah dan sangat mudah menular. Patogen yang termasuk dalam kelompok ini antara lain Enterobacterales (carbapenem-resistant dan generasi ketiga cephalosporin-resistant), Acinetobacter baumannii (carbapenem-resistant), dan Mycobacterium tuberculosis (rifampicin-resistant).

Kelompok Prioritas Tinggi

Patogen bakteri dalam kelompok prioritas tinggi disebut WHO sangat sulit diobati, menyebabkan beban penyakit yang substansial, menunjukkan tren peningkatan resistensi, sangat sulit dicegah, dan sangat mudah menular. Meskipun tidak kritis secara global, patogen dalam kategori ini dapat menjadi kritis bagi beberapa populasi dan di wilayah geografis tertentu. Patogen yang termasuk dalam kelompok ini antara lain Salmonella Typhi (fluoroquinolone-resistant), Shigella spp. (fluoroquinolone-resistant), Enterococcus faecium (vancomycin-resistant), dan Neisseria gonorrhoeae (generasi ketiga cephalosporin dan/atau fluoroquinolone-resistant).

Kelompok Prioritas Sedang

Patogen bakteri dalam kelompok prioritas sedang memiliki tingkat kesulitan sedang untuk pengobatan, beban penyakit sedang, dan tren sedang dalam resistensi. Meskipun mungkin tidak kritis secara global, patogen dalam kategori ini berpotensi menjadi kritis bagi beberapa populasi dan di wilayah geografis tertentu. Patogen yang termasuk dalam kelompok ini antara lain Group A Streptococci (macrolide-resistant), Streptococcus pneumoniae (macrolide-resistant), dan Haemophilus influenzae (ampicillin-resistant).

Implikasi Bagi Indonesia

Daftar BPPL 2024 menunjukkan bahwa Indonesia menghadapi ancaman serius dari patogen bakteri resistan antibiotik. Bakteri Gram-negatif yang resistan terhadap antibiotik pilihan terakhir, seperti Acinetobacter baumannii dan berbagai patogen dalam ordo Enterobacterales, serta Mycobacterium tuberculosis yang resistan terhadap rifampisin (RR) dikategorikan sebagai prioritas kritis. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia harus segera mengambil tindakan untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran patogen-patogen tersebut.Selain itu, digolongkannya Salmonella dan Shigella sebagai prioritas tinggi menunjukkan peningkatan resistensi kedua bakteri tersebut terhadap pengobatan yang ada dan tingginya beban infeksi yang terkait dengan patogen ini, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia.Patogen dalam kategori prioritas sedang, seperti Streptokokus Grup A dan B, Streptococcus pneumonia, dan Haemophilus influenza, juga membutuhkan perhatian khusus karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama pada populasi rentan di lingkungan dengan sumber daya terbatas.Menghadapi ancaman patogen bakteri resistan antibiotik ini, Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan pengawasan, pengendalian, dan penelitian terkait resistansi antimikroba. Upaya ini penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran patogen yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
More Stories
see more