Gaya Hidup
Ahli Temukan Daging Ayam, Sapi, Babi, Mengandung Mikroplastik
2024-10-03

Mikroplastik Mengancam Kesehatan Manusia: Temuan Mengejutkan dari Penelitian Terbaru

Kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari penggunaan material plastik dalam berbagai aspek. Namun, temuan terbaru dari para peneliti mengungkapkan bahwa mikroplastik, partikel plastik berukuran sangat kecil, telah mencemari makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak buruk bagi kesehatan manusia.

Mikroplastik Ditemukan dalam 88% Sampel Makanan yang Diuji

Temuan Mengejutkan dari Penelitian Terbaru

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Ocean Conservancy dan Universitas Toronto menemukan bahwa hampir 90% atau tepatnya 88% dari sampel makanan yang diuji mengandung partikel plastik. Sampel tersebut mencakup berbagai jenis protein yang dikonsumsi manusia, seperti ayam, daging sapi, makanan laut, babi, tahu, dan tiga alternatif protein nabati. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Environmental Pollution.Sampel makanan tersebut diperoleh pada bulan April 2022 dari dua supermarket dan satu toko kelontong di wilayah Portland, Oregon, Amerika Serikat. Temuan ini mengindikasikan bahwa manusia kemungkinan besar mengonsumsi mikroplastik, terlepas dari pola makan mereka.

Dampak Mikroplastik bagi Kesehatan Manusia

Mikroplastik telah lama dikaitkan dengan efek negatif terhadap kesehatan manusia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjelaskan bahwa mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat mengendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ lain. Mikroplastik yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dapat menimbulkan iritasi dan memicu peradangan.Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa manusia rata-rata mengonsumsi plastik yang besarnya setara dengan kartu kredit setiap minggunya. Selain itu, partikel-partikel plastik dengan panjang kurang dari 5 milimeter telah ditemukan di lautan dan awan.

Sumber Mikroplastik dalam Makanan

Menurut peneliti dari Ocean Conservancy, cara pengolahan makanan mungkin menjadi salah satu penyebab tingginya kandungan mikroplastik dalam makanan. Mereka menemukan bahwa protein yang lebih banyak diproses mengandung mikroplastik dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan dengan protein yang tidak diproses.Laporan Ocean Conservancy juga mengungkap bahwa 44% mikroplastik yang ditemukan adalah serat, sedangkan 30% merupakan pecahan. Hal ini menunjukkan bahwa sumber mikroplastik dalam makanan dapat berasal dari berbagai jenis plastik yang mencemari lingkungan.

Upaya Mengurangi Dampak Mikroplastik

Sebagai ahli kelautan, peneliti dari Ocean Conservancy menyatakan keprihatinan mereka terhadap meningkatnya krisis plastik di lautan dunia. Mereka menekankan bahwa plastik dalam makanan kita tidak hanya berasal dari ikan dan kerang, tetapi juga dari berbagai sumber protein lainnya.Untuk mengurangi dampak mikroplastik, diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak, termasuk produsen, pemerintah, dan konsumen. Produsen harus meninjau proses pengolahan makanan dan mencari alternatif bahan kemasan yang lebih ramah lingkungan. Pemerintah juga perlu menerapkan regulasi yang ketat untuk mengendalikan pencemaran plastik. Sementara itu, konsumen dapat memilih makanan yang lebih segar dan tidak terlalu banyak diproses, serta mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, diharapkan kita dapat meminimalkan dampak buruk mikroplastik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya bersama ini akan menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan kehidupan di masa depan.
More Stories
see more