Gaya Hidup
Mengenal Masyarakat Korea Melalui ‘Jendela’ Film dan Drama
2024-10-02
Mengungkap Realitas Sistem Peradilan Korea Melalui Layar Lebar
Industri perfilman Korea telah lama menjadi sorotan di kancah internasional, tidak hanya karena keindahan visual dan ceritanya yang memikat, tetapi juga karena kemampuannya dalam menyajikan realitas kehidupan masyarakat Korea. Film terbaru berjudul "Officer Black Belt" yang baru saja dirilis di Netflix menjadi contoh nyata bagaimana industri perfilman Korea mampu mengangkat isu-isu sosial yang jarang diketahui oleh masyarakat umum.Menyingkap Tantangan Petugas Pemasyarakatan di Balik Layar
Realitas Sistem Pengawasan Elektronik di Korea
Di Korea Selatan, terdapat 4.182 orang kriminal kelas berat yang berada di bawah pengawasan gelang kaki elektronik karena terlibat dalam tindak pidana seperti kekerasan seksual, pembunuhan, perampokan, penguntitan, dan penculikan anak di bawah umur. Untuk mengawasi para kriminal tersebut, hanya terdapat 381 orang petugas pemasyarakatan yang ditugaskan, dibantu dengan 165 orang petugas bela diri. Film "Officer Black Belt" menggambarkan realitas ini, menunjukkan ketidakseimbangan antara jumlah petugas dan kriminal yang harus diawasi. Penonton dapat memahami betapa beratnya beban yang harus dipikul oleh para petugas pemasyarakatan dan bela diri dalam melindungi masyarakat.Peran Petugas Pemasyarakatan dalam Sistem Peradilan Korea
Tokoh utama dalam film "Officer Black Belt", diperankan oleh aktor Kim Woo Bin, bertugas untuk memantau kriminal yang menggunakan gelang kaki elektronik selama 24 jam. Hal ini bukanlah fiksi belaka, melainkan cerminan dari realita yang ada di Korea. Meskipun profesi petugas pemasyarakatan tidak banyak disorot oleh pemerintah, film ini berhasil mengangkat kesadaran masyarakat Korea dan penonton global mengenai peran dan tantangan yang dihadapi oleh para petugas pemasyarakatan dalam sistem peradilan Korea.Dampak Positif Film dan Drama Korea terhadap Masyarakat
Tidak hanya "Officer Black Belt", drama Korea lainnya seperti "Juvenile Justice" (2022) dan "Prison Playbook" (2017) juga mengangkat realitas kehidupan di pengadilan anak dan penjara, yang jarang diketahui oleh masyarakat umum. Setelah menyaksikan drama-drama tersebut, minat masyarakat terhadap sistem peradilan anak dan penjara pun meningkat. Selain itu, drama "Extraordinary Attorney Woo" juga berhasil meningkatkan kesadaran tentang spektrum autisme tidak hanya di Korea, tetapi juga di luar negeri.Keunggulan Industri Perfilman Korea
Keberagaman tema serta kebebasan untuk berkreasi tanpa batas merupakan keunggulan lain dari industri drama dan film Korea. Industri perfilman Korea mampu menyingkap segala sisi masyarakatnya melalui film, mulai dari realitas sistem hukum hingga isu-isu sosial yang kompleks. Faktor inilah yang menyebabkan film dan drama Korea dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan sering kali membawa dampak positif terhadap perkembangan sosial di Korea.Peran Hallyu dalam Mendongkrak Citra Korea di Mata Dunia
Popularitas Hallyu yang mendunia berperan besar dalam menciptakan lingkungan produksi film dan drama Korea yang bebas. Adegan-adegan yang disajikan secara detail dan realistis pun turut berkontribusi pada pengenalan film dan drama Korea di kancah internasional. Melalui 'jendela' berupa film dan drama Korea, penonton di seluruh dunia diperkenalkan pada kehidupan nyata masyarakat Korea. Pada akhirnya, film dan drama inilah yang berperan besar dalam mendongkrak citra negara Korea di mata dunia, menjadi contoh nyata dari soft power (kekuatan budaya) dan dampaknya yang begitu luas dan mendalam.