Gaya Hidup
7 Negara yang Larang Bos Hubungi Karyawan di Luar Jam Kerja
2024-09-02

Memutuskan Hubungan Kerja Setelah Jam Kantor, Ini 7 Negara yang Lindungi Hak Karyawan

Bagi sebagian besar orang, bekerja telah menjadi bagian penting dalam hidup. Namun, tak jarang pekerjaan justru menjadi beban yang memberatkan, terutama jika tak ada keseimbangan dengan kehidupan pribadi. Benarkah ada negara-negara yang melindungi hak karyawan untuk memutuskan hubungan kerja di luar jam kantor? Mari kita simak artikel ini.

Menyeimbangkan Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi, 7 Negara Ini Lindungi Hak Karyawan

Australia: Menghukum Karyawan yang Tak Merespons di Luar Jam Kerja Kini Dilarang

Australia baru-baru ini menjadi negara terbaru yang memberikan karyawan "hak untuk memutuskan hubungan" dari pekerjaan. Undang-undang baru di negeri Kangguru ini melarang perusahaan menghukum karyawan yang tak mengangkat telepon atau merespons email di luar jam kerja. Meskipun klien atau pihak ketiga masih bisa menghubungi staf mereka di luar jam kerja, pekerja memiliki hak hukum untuk menolak dan menanggapi urusan pekerjaan. Langkah ini diyakini akan memberikan perlindungan lebih besar kepada pekerja terkait kondisi tempat kerja, keamanan kerja, dan kemampuan mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan.Menteri Ketenagakerjaan dan Hubungan Kerja Murray Watt menegaskan, "Undang-undang baru ini akan memberikan perlindungan yang lebih besar kepada pekerja terkait kondisi tempat kerja, keamanan kerja, dan kemampuan mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan, serta menghentikan upah di bawah standar dan pemotongan gaji dan kondisi kerja pekerja Australia."

Prancis: Kewajiban Negosiasi Perusahaan soal Batasan Kontak di Luar Jam Kerja

Sejak 2017, Prancis telah menerapkan "hak untuk memutuskan sambungan" dari email kantor di luar jam kerja. Perusahaan yang memiliki 50 karyawan atau lebih diharuskan bernegosiasi dengan perwakilan karyawan untuk memutuskan kapan pekerja dapat dihubungi. Jika tidak mematuhi aturan tersebut, perusahaan akan didenda hingga 1% dari total kompensasi pekerja. Prancis dikenal sebagai salah satu pasar tenaga kerja yang paling diatur di dunia maju, sebagian besar karena kewajiban hukumnya untuk bekerja selama 35 jam seminggu.Aturan ini memastikan karyawan Prancis dapat memisahkan waktu kerja dan pribadi dengan lebih baik. Setiap perusahaan harus menetapkan kesepakatan bersama dengan perwakilan pekerja terkait batasan komunikasi di luar jam kantor. Hal ini menjadi keharusan untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan karyawan.

Belgia: Hak Abaikan Pesan Pekerjaan Setelah Jam Kerja

Belgia sejak 2022 telah memberikan hak kepada pekerja untuk mengabaikan pesan terkait pekerjaan setelah jam kerja. Meskipun awalnya hanya untuk pegawai negeri, undang-undang tersebut kemudian diperluas di sektor swasta untuk perusahaan dengan 20 karyawan atau lebih.Selain itu, karyawan Belgia juga memiliki empat hari kerja seminggu. Kebijakan ini memberi mereka lebih banyak waktu untuk beristirahat dan menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Dengan hak baru ini, pekerja Belgia kini dapat menikmati waktu luang tanpa gangguan pekerjaan di luar jam kantor.

Portugal: Atasan Dilarang Hubungi Karyawan Setelah Jam Kerja

Di Portugal, atasan dilarang menghubungi karyawan setelah jam kerja karena ada undang-undang "hak untuk beristirahat." Karyawan juga diberikan hak untuk setidaknya 11 jam "istirahat malam" berturut-turut, di mana mereka tidak boleh diganggu kecuali dalam keadaan darurat.Aturan ini mencerminkan komitmen Portugal untuk melindungi kesejahteraan mental dan fisik karyawan. Dengan membatasi interaksi di luar jam kerja, pekerja diberikan ruang dan waktu yang cukup untuk beristirahat, melepas penat, dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau melakukan hobi.

Spanyol: Hak Abaikan Komunikasi Digital Terkait Pekerjaan di Luar Jam Kerja

Seperti negara-negara lain, karyawan di Spanyol juga memiliki hak untuk mengabaikan komunikasi digital terkait pekerjaan di luar jam kerja. Sebuah kampanye nasional yang diluncurkan oleh Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Belgia telah meningkatkan kesadaran tentang inisiatif ini.Kampanye tersebut menyoroti kewajiban pengusaha untuk memfasilitasi tempat kerja yang lebih sehat bagi karyawan. Dengan memastikan karyawan dapat memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, diharapkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja dapat terus meningkat.

Irlandia: Kode Etik Hak Putuskan Hubungan Kerja di Luar Jam Kantor

Irlandia mengadopsi Kode Etik tentang hak untuk memutuskan hubungan dari kantor di luar jam kerja. Kode Etik tersebut memberikan hak kepada pekerja untuk tidak menghadiri urusan pekerjaan di luar jam kerja normal, serta menegakkan kewajiban pengusaha untuk menghormati hak karyawan mereka untuk beristirahat.Kode Etik ini berlaku untuk semua bentuk pekerjaan, termasuk kerja jarak jauh. Dengan demikian, karyawan Irlandia dapat menikmati waktu luang mereka tanpa gangguan pekerjaan, baik bekerja di kantor maupun dari rumah.

Italia: Undang-undang Khusus untuk Pekerja Jarak Jauh

Untuk Italia, undang-undang terkait hak memutuskan hubungan kerja di luar jam kantor berlaku khusus untuk pekerja jarak jauh. Undang-undang yang ada menetapkan bahwa setiap perjanjian kerja jarak jauh harus menentukan waktu istirahat, dan menjelaskan tindakan yang diperlukan bagi karyawan untuk sepenuhnya melepaskan diri dari gaedget yang terkait dengan pekerjaan.Aturan ini mengakui bahwa pekerja jarak jauh rentan terhadap gangguan pekerjaan bahkan di luar jam kerja. Oleh karena itu, undang-undang Italia berupaya melindungi hak mereka untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan hidup.Dari tujuh negara di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin banyak negara maju yang mulai menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan. Berbagai undang-undang dan aturan yang memberikan hak bagi pekerja untuk memutuskan hubungan dari pekerjaan di luar jam kerja menjadi upaya nyata untuk mendukung kesejahteraan mental dan fisik para pekerja. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, mempertahankan talenta terbaik, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat bagi semua.
More Stories
see more