Gaya Hidup
Wow, Ternyata Ini Raja Toko Kelontong di Dunia
2024-09-01
Minimarket Korea Selatan: Evolusi Toko Kelontong yang Mengubah Lanskap Ritel Indonesia
Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup masyarakat, industri toko serba ada di Korea Selatan telah mengalami transformasi yang luar biasa. Tidak hanya menjadi tempat berbelanja, minimarket di negara tersebut kini menawarkan beragam layanan yang memanjakan pelanggan. Keberhasilan model bisnis ini telah menarik perhatian dunia, termasuk Indonesia, yang terus berupaya menemukan formula toko kelontong yang sesuai dengan kebutuhan lokal.Menyingkap Rahasia di Balik Ledakan Jumlah Minimarket di Korea Selatan
Kepadatan Toko Kelontong Tertinggi di Dunia
Korea Selatan tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan jumlah toko kelontong yang pesat di dunia. Pada akhir tahun lalu, Asosiasi Industri Toko Serba Ada Korea mengungkapkan bahwa jumlahnya mencapai 55.200 toko di negara berpenduduk 52 juta jiwa itu. Artinya, ada sekitar satu toko kelontong untuk setiap 950 orang di sana. Jumlah ini melebihi total cabang McDonald's di seluruh dunia, menjadikan Korea Selatan sebagai negara dengan kepadatan toko kelontong tertinggi per kapita, melampaui Jepang dan Taiwan.Strategi Inovatif yang Memperkuat Daya Saing
Keberhasilan industri toko serba ada di Korea Selatan tidak terlepas dari strategi inovatif yang diterapkan. Menurut Profesor Pariwisata dan Industri Jasa Makanan di Universitas Kwangwoon Seoul, Chang Woo-Cheol, minimarket di negara tersebut menawarkan lebih dari sekadar tempat berbelanja. Mereka menjadi saluran ritel penting dengan pangsa penjualan ritel offline terbesar kedua di negara ini.Menawarkan Layanan Lengkap dan Nyaman
Apa yang membedakan minimarket di Korea Selatan dengan toko kelontong lainnya? Selain menjual makanan, minuman, dan perlengkapan rumah tangga, toko-toko ini juga menyediakan beragam layanan gaya hidup yang memanjakan pelanggan. Mulai dari mengisi daya baterai ponsel, membayar tagihan listrik, menarik uang tunai, melakukan pemesanan dan menerima pesanan online, hingga mengisi daya skuter listrik dan menukar mata uang asing. Tak hanya itu, minimarket di Korea Selatan juga menjadi tempat yang nyaman bagi pekerja kantoran dan pelajar untuk makan siang dan beristirahat.Faktor Demografi dan Perubahan Gaya Hidup
Tingginya permintaan terhadap minimarket di Korea Selatan juga didorong oleh perubahan demografi dan gaya hidup masyarakat. Semakin banyak penduduk yang tinggal di pusat kota dengan gaya hidup serba cepat, serta semakin sedikit penduduk yang menikah atau memulai keluarga. Hal ini menyebabkan masyarakat lajang memilih untuk membatasi anggaran belanja dengan opsi yang murah dan mudah di toko swalayan atau memesan secara online.Memanfaatkan Tren Daring dan Pandemi Covid-19
Selain itu, pandemi Covid-19 juga turut berkontribusi pada tren masyarakat yang lebih memilih untuk memesan barang secara online atau membeli di toko kelontong terdekat. Perusahaan telah memanfaatkan tingginya permintaan ini dengan membuka toko di lokasi yang strategis, seperti dekat dengan karaoke, pusat seni, dan lainnya. Media sosial juga semakin mempopulerkan toko kelontong di Korea Selatan, yang dikenal sebagai "Korean Wave".Keuntungan Besar yang Diperoleh
Semua faktor di atas telah menghasilkan keuntungan besar bagi industri toko serba ada di Korea Selatan. Antara tahun 2010 dan 2021, pendapatan toko-toko ini melonjak lebih dari empat kali lipat, dari $5,8 miliar menjadi $24,7 miliar, melampaui supermarket dan department store tradisional.