Pasar
Bursa Asia terbuka kuat, KOSPI mulai naik
2024-12-10
Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan Selasa (10/12/2024), mayoritas bursa Asia-Pasifik terbuka dengan keunggulan. Hal ini terjadi di tengah rencana pemerintah China yang lebih proaktif dalam kebijakan fiskal dan pelonggaran kebijakan moneter.
Pergerakan Indeks Bursa di Asia-Pasifik
Pada pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,46%, Hang Seng Hong Kong meningkat 2,7%, Shanghai Composite China melonjak 2,49%, Straits Times Singapura bertambah 0,24%, dan KOSPI Korea Selatan naik 2,17%. Namun, indeks ASX 200 Australia mengalami penurunan 0,5% pada perdagangan pagi hari.Pelaku pasar di Asia-Pasifik akan memantau pengumuman Beijing tentang langkah-langkah fiskal yang lebih proaktif dan kebijakan moneter yang sedikit longgar tahun depan. Data perdagangan China juga akan dipantau, meskipun kemenangan Trump belum terdampak pada bulan lalu.Perspekif Perdagangan China
Kabar tersebut berasal dari pembacaan resmi setelah pasar Cina daratan ditutup. Pada hari ini, China akan merilis data perdagangannya periode November 2024. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan ekspor China pada bulan lalu akan cenderung melandai ke 8,5% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober tumbuh 12,7%. Sedangkan impor China diperkirakan sedikit bangkit menjadi 0,3% (yoy), dari sebelumnya pada Oktober yang berkontraksi 2,3%.Data ini penting bagi pelaku pasar, karena ada potensi berlanjutnya perang dagang AS-China. Namun, data tersebut diproyeksikan masih cukup lesu meskipun diberikan stimulus ekonomi.Perspekif Bank Sentral Australia
Investor juga menanti keputusan suku bunga dari bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang akan diumumkan hari ini. Sebuah jajak pendapat dari Reuters memperkirakan RBA akan mempertahankan suku bungaanchor pada 4,35% untuk kesepuluh kalinya berturut-turut.Perbandingan Bursa Asia dengan AS
Pergerakan bursa Asia-Pasifik pada hari ini cenderung berlawanan dengan bursa AS, Wall Street kemarin, yang ditutup melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,54%, S&P 500 terkoreksi 0,61%, dan Nasdaq Composite terpangkas 0,62%. Nasdaq terbebani oleh saham Nvidia yang anjlok 2,5% setelah pengumuman regulator China tentang penyelidikan perusahaan chip AI Nvidia atas dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli.Para investor juga menantikan data indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Rabu besok, bersama dengan indeks harga produsen (PPI) pada Kamis mendatang. Hingga saat ini, IHK secara tahunan diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 2,6% yoy pada Oktober menjadi 2,7% yoy pada November 2024. Jika hal ini benar terjadi, maka probabilitas bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menurunkan suku bunganya di bulan ini akan semakin kecil mengingat angka inflasi yang terus meningkat.Di lain sisi, proyeksi pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan mendatang melonjak hingga lebih dari 85%, setelah data tenaga kerja yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,2% pada November lalu, yang mengindikasikan meredanya pasar tenaga kerja. Beberapa pejabat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, menekankan kehati-hatian mengenai pendekatan bank sentral dalam melonggarkan kebijakan moneter karena ketahanan ekonomi. The Fed kini berada dalam periode tanpa komentar mengenai pertemuan penetapan kebijakannya, tetapi investor akan memperoleh satu wawasan terakhir mengenai pengambilan keputusan mereka dengan data inflasi utama yang akan dirilis pekan ini.CNBC INDONESIA RESEARCH(chd/chd)Saksikan video di bawah ini:Video: IHSG Ditutup Hijau Hingga Diskon Saham Big Caps PerbankanNext ArticleJoe Biden Mundur Dari Calon Presiden AS, Bursa Asia Dibuka Merana