Pasar
Gejolak di Balik Layar: Masa Depan PaninBank di Bawah Bayang-bayang Akuisisi Maybank
2024-10-29
Dalam beberapa bulan terakhir, PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) atau PaninBank mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Laba bersih bank tersebut terkoreksi hampir 19% secara tahunan, didorong oleh penurunan pendapatan bunga bersih akibat kenaikan suku bunga. Sementara itu, rumor mengenai rencana akuisisi PaninBank oleh raksasa bank Malaysia Maybank terus bergulir di pasar.

Peluang Akuisisi PaninBank oleh Maybank

Kinerja PaninBank Melemah

Sejak akhir tahun lalu, kinerja PaninBank terus menurun. Per September 2024, bank tersebut mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,30 triliun, terkoreksi 18,98% secara tahunan (yoy) dari periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp2,83 triliun. Penurunan ini tidak terlepas dari anjloknya pendapatan bunga bersih sebesar 5,38% yoy menjadi Rp6,68 triliun pada September 2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp7,06 triliun.Presiden Direktur PaninBank, Herwidayatmo, menjelaskan bahwa kenaikan suku bunga yang terjadi selama tahun 2024 telah menyebabkan turunnya Margin Bunga Bersih (NIM) menjadi 4,44% dibanding periode yang sama tahun 2023 sebesar 5,06%, yang menekan kemampuan bank dalam membukukan laba.Meskipun demikian, kredit yang diberikan PaninBank mencapai Rp149,02 triliun, naik 6,26% dibanding posisi akhir September 2023. Pertumbuhan kredit didukung oleh segmen Ritel khususnya KPR yang naik 6,47% serta segmen Komersial yang naik 3,84%. Dengan pertumbuhan tersebut, porsi kredit Ritel dan Komersial kini mencapai 56,43% dari total kredit, dan sisanya segmen Korporasi.

Rumor Akuisisi oleh Maybank

Di tengah menurunnya kinerja PaninBank, rumor pasar terbaru menyebut raksasa bank asal Malaysia Maybank hendak berminat mengakuisisi bank milik Mu'min Ali Gunawan itu dengan harga setara 1,7 kali nilai buku atau price to book value (PBV).Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengaku belum mendapatkan informasi mengenai rencana tersebut. Menurutnya, itu adalah rumor pasar saja.Sebagai informasi, PaninBank didirikan pada 1971 oleh konglomerat Mu'min Ali Gunawan. Saat ini, pemegang saham pengendali PaninBank adalah keluarga Gunawan, yakni Gunadi Gunawan, Mu'min Ali Gunawan, Muljadi Koesumo dan Tidjan Ananto melalui PT Panin Financial Tbk (PNLF). Total kepemilikan saham keluarga Gunawan adalah 46,04%.

Generasi Penerus PaninBank

Nantinya, tahta pewaris bank swasta tersebut akan jatuh pada anak dari Mu'min Ali Gunawan, yaitu Chandra dan Lionto Gunawan. Chandra menjabat sebagai Komisaris, sementara Lionto menjabat sebagai direktur.Mu'min Ali Gunawan sendiri mulai merintis bisnis di bidang perbankan sekitar tahun 1966, empat tahun setelah pindah ke Jakarta mengikuti iparnya, Mochtar Riady yang merupakan pemilik Grup Lippo. Bersama Mochtar Riady, ia membeli sebagian saham Bank Industri dan Dagang Indonesia (BIDI) yang saat itu sedang mengalami kesulitan likuiditas.Pada tahun 1967, Mu'min membeli Bank Kemakmuran di Jakarta, kemudian mendirikan Bank Industri Djaya Indonesia di Surabaya bersama beberapa koleganya. Pada tanggal 17 Agustus 1971, ketiga bank yang dimilikinya tersebut digabungkan, dan lahirlah Pan Indonesia Bank (PaninBank). Kemudian pada dekade yang sama, PaninBank juga melakukan penggabungan dengan sejumlah bank lain sesuai dengan anjuran merger bagi bank-bank kecil oleh Gubernur Bank Indonesia pada saat itu, Radius Prawiro.Di bawah kendalinya, aset PaninBank terus melesat setelah bergabungnya beberapa bank kecil pada tahun 1972 hingga 1975 dan dinyatakan layak go public menjadi bank pertama yang memasyarakatkan sahamnya di Indonesia pada tahun 1982.
more stories
See more