Pasar
Stimulus China Berpotensi Pengaruhi Pergerakan IHSG
2024-11-11
Pasar saham Indonesia dibuka dengan kecenderungan terkoreksi pada awal perdagangan sesi I Senin (11/11/2024), di mana investor menanti pemberian stimulus ekonomi dari China yang dapat mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Hal ini menjadi perhatian utama bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.
Kebijakan Stimulus China Menjadi Sorotan Utama Bagi Pasar Asia
Pembukaan Perdagangan IHSG Melemah
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,21% ke posisi 7.271,96. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG sedikit membesar yakni melemah 0,29% ke 7.266,14. Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 1,1 triliun dengan volume transaksi mencapai 1,2 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 86.041 kali. Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung dipengaruhi oleh mulai berjalannya stimulus ekonomi China, karena China sendiri merupakan partner terbesar Indonesia. Jika ekonomi China membaik, maka Indonesia bisa ketiban berkahnya dari kelancaran perdagangan.Paket Stimulus Ekonomi China Senilai 10 Triliun Yuan
Pada Jumat pekan lalu, China mengumumkan paket stimulus lima tahun senilai 10 triliun yuan atau setara Rp 21.900 triliun. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah, sambil mengisyaratkan lebih banyak dukungan ekonomi akan datang tahun depan. Menteri Keuangan China, Lan Fo'an mengatakan kepada wartawan bahwa otoritas berencana untuk 'secara aktif menggunakan' ruang defisit yang tersedia yang dapat diperluas tahun depan. Ia mengingatkan kembali pernyataannya pada Oktober lalu, ketika ia mengatakan bahwa ruang untuk mengambil langkah ini 'cukup besar'.Dampak Stimulus China Terhadap Perekonomian Indonesia
Sebagai salah satu perekonomian terbesar di dunia, China saat ini sedang berupaya meningkatkan konsumsi domestik sebagai upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, terutama setelah tekanan yang diakibatkan oleh perlambatan sektor properti dan deflasi yang mendorong Beijing untuk meluncurkan langkah stimulus fiskal besar-besaran senilai US$ 1,4 triliun pada pekan sebelumnya. Jika ekonomi China membaik, maka Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari kelancaran perdagangan dengan China yang merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.Potensi Dampak Perang Dagang AS-China Terhadap Indonesia
Pekan ini juga akan menjadi sorotan bagi perekonomian China di mana pada Jumat, ketika data mengenai Investasi Aset Tetap, Produksi Industri, dan Penjualan Ritel akan diumumkan. Ketiga data tersebut diharapkan menunjukkan adanya tanda-tanda pemulihan, namun sinyal yang lebih lemah akan memperkuat argumen bahwa Beijing mungkin perlu melakukan stimulus tambahan untuk menggerakkan kembali roda ekonomi. Jika data menunjukkan perlambatan lebih jauh, maka proyeksi dampak dari perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) akan semakin nyata, terutama dengan kemungkinan penerapan tarif impor tinggi dari administrasi AS yang baru.Dengan potensi kenaikan tarif hingga 50% pada produk-produk impor dari China, ketegangan perdagangan antara AS dan China kembali menjadi perhatian utama bagi pasar Asia. Kebijakan tarif tinggi dari AS diperkirakan akan menekan ekspor China, yang merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Jika kondisi ini terjadi, maka potensi penurunan permintaan dari China akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia. Morgan Stanley bahkan memperingatkan bahwa dampak dari kebijakan tarif ini mungkin lebih kecil dibandingkan periode 2018-2019, namun penurunan kepercayaan korporasi dan investasi global dapat memperlambat siklus ekonomi di kawasan Asia.