Pasar
Rupiah Menguat di Tengah Ketidakpastian Global
2024-10-31
Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan pagi ini di tengah sikap pelaku pasar yang wait and see menanti pengumuman kebijakan suku bunga bank sentral Jepang. Selain itu, data ekonomi China juga menjadi perhatian, dengan PMI Manufaktur resmi Biro Statistik Nasional (NBS) di China naik menjadi 50,1 pada Oktober 2024, menandakan ekspansi pertama dalam aktivitas pabrik sejak April.
Rupiah Menguat di Tengah Ketidakpastian Global
Penguatan Rupiah di Tengah Penantian Kebijakan Suku Bunga BoJ
Berdasarkan data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan Kamis (31/10/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,063% dari posisi sebelumnya menjadi Rp15.680/US$. Penguatan ini terjadi di tengah sikap wait and see dari pelaku pasar yang menanti pengumuman kebijakan suku bunga Bank of Japan (BoJ). Saat ini, konsensus menilai bahwa BoJ masih akan menahan suku bunga acuan jangka pendek di sekitar 0,25%. Selain itu, BoJ juga akan merilis laporan prospek kuartalan yang akan memberikan penilaian terhadap ekonomi Jepang.Penguatan rupiah di tengah ketidakpastian global ini menunjukkan bahwa pasar masih melihat prospek yang baik bagi perekonomian Indonesia. Meskipun terdapat beberapa risiko, seperti ketegangan geopolitik dan ketidakpastian kebijakan moneter di negara-negara maju, namun fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat menjadi faktor pendukung bagi penguatan nilai tukar rupiah.Perbaikan Data Ekonomi China Mendukung Penguatan Rupiah
Selain faktor kebijakan moneter, data ekonomi China juga menjadi perhatian bagi pelaku pasar. PMI Manufaktur resmi Biro Statistik Nasional (NBS) di China naik menjadi 50,1 pada Oktober 2024, dari 49,8 pada September dan sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 50. Ini menandai ekspansi pertama dalam aktivitas pabrik sejak April, dengan produksi meningkat untuk bulan kedua berturut-turut, mencapai level tertinggi dalam enam bulan (52,0 vs 51,2 di September).Perbaikan data ekonomi China ini memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan global, termasuk bagi nilai tukar rupiah. Sebagai salah satu mitra dagang utama Indonesia, perkembangan ekonomi China yang membaik dapat mendukung kinerja ekspor Indonesia dan memperkuat fundamental ekonomi domestik. Hal ini pada akhirnya dapat mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.Prospek Rupiah ke Depan
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, prospek rupiah ke depan diperkirakan akan tetap stabil dan cenderung menguat. Meskipun terdapat beberapa risiko, seperti ketegangan geopolitik dan ketidakpastian kebijakan moneter di negara-negara maju, namun fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat menjadi faktor pendukung bagi penguatan nilai tukar rupiah.Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang tetap fokus pada stabilitas nilai tukar juga menjadi faktor penting dalam menjaga kestabilan rupiah. Bank Indonesia diperkirakan akan terus memantau perkembangan pasar dan melakukan intervensi jika diperlukan untuk menjaga volatilitas nilai tukar yang berlebihan.Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, pelaku pasar dapat melihat prospek yang cukup baik bagi nilai tukar rupiah ke depan. Meskipun terdapat beberapa risiko, namun fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat dan kebijakan Bank Indonesia yang fokus pada stabilitas nilai tukar menjadi faktor-faktor yang dapat mendukung penguatan rupiah dalam jangka menengah hingga panjang.