Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengevaluasi kembali saham-saham yang termasuk dalam indeks IDX30. Indeks ini mencerminkan kinerja harga dari 30 saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar, serta didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat. Dalam evaluasi terbaru, BEI memutuskan untuk mengeluarkan dua saham dan menggantinya dengan dua emiten baru. Keputusan ini berlaku mulai 3 Februari hingga 30 April 2025. Daftar saham IDX30 juga telah diperbarui dengan penambahan beberapa nama baru.
Dua saham yang sebelumnya masuk dalam indeks IDX30 telah digantikan oleh emiten baru. PT Aspira Hidup Indonesia Tbk. dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk., yang merupakan anak usaha BUMN Pertamina, tidak lagi termasuk dalam indeks ini. Sebagai gantinya, PT XL Axiata Tbk. dan PT Indosat Tbk. akan menjadi bagian dari indeks IDX30. Perubahan ini bertujuan untuk memastikan bahwa indeks tetap mencerminkan saham-saham dengan performa terbaik.
Penggantian saham ini dilakukan setelah evaluasi mendalam oleh BEI. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan akurasi indeks dalam merepresentasikan kinerja pasar modal Indonesia. PT XL Axiata Tbk. dan PT Indosat Tbk., sebagai pengganti, dipilih karena memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang signifikan. Selain itu, kedua perusahaan ini juga memiliki fundamental yang kuat, yang membuat mereka layak untuk menjadi bagian dari indeks IDX30. Perubahan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kondisi pasar modal Indonesia kepada investor.
Indeks IDX30 kini mencakup 30 saham unggulan yang mencerminkan kinerja pasar modal Indonesia. Beberapa perusahaan besar seperti PT Adaro Energy Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Mandiri Tbk., dan PT Telkom Indonesia Tbk. tetap berada dalam daftar. Penambahan PT XL Axiata Tbk. dan PT Indosat Tbk. semakin memperkuat representasi sektor telekomunikasi dalam indeks ini.
Daftar lengkap saham yang masuk dalam indeks IDX30 mencakup berbagai sektor penting ekonomi Indonesia, termasuk energi, pertambangan, perbankan, manufaktur, dan teknologi. Setiap saham dalam indeks ini dipilih berdasarkan kriteria ketat, termasuk likuiditas, kapitalisasi pasar, dan fundamental perusahaan. Perubahan komposisi ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik indeks bagi investor domestik maupun internasional, sambil memberikan pandangan yang lebih akurat tentang kondisi pasar modal Indonesia.