Gaya Hidup
Generasi Z Siap Hadapi Tantangan Dunia Kerja dengan Bekal Keterampilan yang Tepat
2024-10-22

Generasi Z Dianggap Kurang Siap Kerja, Ini Alasannya

Sebuah survei terbaru mengungkapkan bahwa satu dari enam perusahaan di Amerika Serikat ragu untuk mempekerjakan Generasi Z (Gen Z) karena dinilai lebih malas, tidak profesional, dan memiliki kemampuan komunikasi yang buruk jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Generasi Z Dinilai Kurang Siap Menghadapi Dunia Kerja

Banyak Perusahaan Mempertimbangkan Untuk Berhenti Mempekerjakan Fresh Graduate

Survei yang dilakukan oleh Intelligent menemukan bahwa 17 persen perusahaan enggan mempekerjakan orang berusia 20 tahunan, dan tiga perempat dari mereka mengaku tidak puas dengan kualitas lulusan perguruan tinggi. Bahkan, pada tahun 2024 diperkirakan 60 persen perusahaan akan memberhentikan karyawan Gen Z. Alasan utamanya adalah ketidaksiapan mereka dalam menghadapi dunia kerja dan kurangnya profesionalisme.Satu dari tujuh perusahaan juga tengah mempertimbangkan untuk berhenti mempekerjakan fresh graduate pada tahun 2025. Banyak pengusaha dengan cepat memecat pekerja muda setelah masa percobaan karena dinilai kurang profesional dan memiliki tingkat kepatuhan yang buruk terhadap standar tempat kerja.

Kurangnya Pengalaman Dunia Nyata dan Keterampilan Nonteknis

Menurut Kepala Penasihat Pengembangan Karier dan Pendidikan Intelligent, Huy Nguyen, banyak lulusan perguruan tinggi baru-baru ini kurang siap menghadapi lingkungan kerja yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri. Meskipun mereka memiliki pengetahuan teoritis, fresh graduate seringkali kurang memiliki pengalaman dunia nyata dan keterampilan nonteknis, sehingga menciptakan "gesekan" antara karyawan muda dan pekerja berpengalaman.

Pandemi COVID-19 Semakin Memperburuk Tantangan Bagi Gen Z

Pandemi COVID-19 juga diklaim semakin memperkuat tantangan yang dihadapi Gen Z dalam memasuki dunia kerja. Banyak lulusan yang kehilangan pengalaman kerja awal penting, seperti magang, sehingga "paparan" mereka terhadap dinamika tempat kerja dan etiket profesional cenderung hilang.

Generasi Z Cenderung Menolak Kehidupan Korporat

Salah satu alasan mengapa Gen Z kerap kesulitan di dunia kerja adalah mereka kerap menolak kehidupan korporat, terutama jika menyangkut tugas-tugas yang dianggap tidak penting. Banyak Gen Z merasa frustrasi karena diberi sederet tugas yang membosankan, bukan pekerjaan bermakna.

Kurangnya Pemahaman Terhadap Norma-norma Profesional

Selain itu, Gen Z dinilai mungkin kurang memahami norma-norma profesional, seperti komunikasi, aturan berpakaian, ketepatan waktu, dan kerja sama tim. Akibat tumbuh dengan pola pikir keseimbangan kehidupan dan pekerjaan (work-life balance), banyak pekerja Gen Z memandang pekerjaan sebagai bagian dari kehidupan, bukan pusatnya.

Tanggung Jawab Perusahaan Untuk Mempersiapkan Fresh Graduate

Namun, survei tersebut tidak melepaskan tanggung jawab manajer yang lebih tua. Daripada mengabaikan pekerja Gen Z berdasarkan stereotip, laporan tersebut mengatakan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk membantu profesional muda agar berhasil dengan memberikan dukungan yang terstruktur.

Strategi Bagi Gen Z Untuk Meningkatkan Prospek Karier

Guna melawan persepsi negatif ini, para pencari kerja muda harus fokus pada pengembangan soft skills, seperti komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen waktu. Magang dan peran paruh waktu (part-time) juga sangat berharga untuk memperoleh pengalaman di dunia nyata dan mempelajari ekspektasi di tempat kerja. Selain itu, etos kerja yang kuat, kemampuan beradaptasi, dan ketepatan waktu menjadi hal penting yang dinilai oleh pemberi kerja.
More Stories
see more