Saat ini, suku bunga BI Rate ditahan pada level 6%. Hal ini dilakukan karena kondisi global yang gejolak. Perry Warjiyo mengungkapkan kebutuhan untuk fokus pada stabilitas terlebih dahulu. Namun, pihak BI masih terus mencermati ruang penurunan suku bunga di masa depan. Mereka akan memantau inflasi dan sasarannya di 2025 dan 2026 serta mempertimbangkan kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan.
Perry memastikan bahwa respons BI Rate akan disesuaikan dengan dinamika global dan domestik. Mereka akan mempertimbangkan semua faktor yang berpengaruh sebelum mengambil langkah-langkah selanjutnya.
Kebijakan BI dalam mengarahkan pro-growth meliputi berbagai aspek seperti pengembangan UMKM. UMKM merupakan bagian penting dalam perekonomian Indonesia. BI akan memberikan dukungan dan fasilitasi untuk membantu UMKM berkembang dan berkontribusi lebih besar dalam pertumbuhan ekonomi.
Digitalisasi juga menjadi bagian penting dalam kebijakan BI. Melalui digitalisasi, BI akan meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas dalam berbagai sektor keuangan. Ini akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
BI juga berfokus pada pengembangan pasar keuangan. Melalui pengembangan pasar keuangan, BI akan meningkatkan kualitas dan ketahanan pasar. Ini akan membantu meminimalkan risiko dan meningkatkan kinerja pasar.
Perusahaan dan investor akan memiliki akses lebih baik ke pasar keuangan yang lebih baik dan lebih stabil. Ini akan membantu mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.