Pasar
Trump Menjadi Presiden AS, Dampak pada Sektor Investasi di Indonesia
2024-11-29
Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak yang mungkin dihasilkan oleh kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Terpilih di Amerika Serikat (AS) sangat signifikan bagi ekonomi global. Trump dikatakan akan mengatur kebijakan tarif impor tinggi terhadap China, yang dianggap sebagai bentuk proteksionisme. Tingkat tarif tersebut diyakini dapat memaksa perusahaan multinasional untuk mengubah lokasi rantai pasoknya, meningkatkan biaya produksi, dan mengurangi keuntungan.

Dampak Trump: Perubahan Ekonomi Global yang Tidak Tertangguhkan

Perubahan Ekonomi AS

Inflasi di AS diperkirakan akan naik seiring dengan kenaikan tarif impor. Hal ini akan berdampak pada harga barang dan jasa di AS, serta mengubah perilaku pelaku ekonomi. Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.Menurut beberapa analis, kenaikan tarif impor ini juga akan membuat beberapa industri di AS lebih rentan. Industri yang bergantung pada impor bahan baku atau produk hasil produksi luar negeri mungkin akan mengalami gangguan dalam proses produksi dan keuntungan.

Dampak pada China

China diprediksi akan mengalihkan pasar ekspornya ke kawasan lain. Hal ini akan berdampak pada ekonomi China, terutama pada sektor ekspor. Pasar ekspor China mungkin akan mengalami penurunan, dan beberapa industri yang bergantung pada ekspor mungkin akan mengalami gangguan.Namun, China juga memiliki keunggulan dalam sektor domestik. Peningkatan harga barang impor yang tinggi mungkin akan mendorong industri domestik untuk berkembang lebih pesat. China juga dapat mengoptimalkan keunggulan sumber daya manusia dan teknologi untuk mengatasi tantangan tersebut.

Dampak pada Indonesia

Dampak kebijakan Trump terhadap Indonesia sebagai pemain besar di Asia Tenggara dapat cukup signifikan. Indonesia mungkin akan mengalami perubahan dalam rantai pasok global, terutama dalam sektor ekspor. Produk-produk Indonesia yang sebelumnya terikat dengan pasar AS mungkin akan mengalami gangguan.Namun, Indonesia juga memiliki peluang untuk mengembangkan hubungan dengan negara-negara lain. Indonesia dapat menjadi tujuan alternatif bagi perusahaan multinasional yang mengelola rantai pasok. Indonesia juga memiliki potensi dalam sektor infrastruktur dan digitalisasi, yang dapat menjadi daya tarik bagi investor.Eko Listiyanto, Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan bahwa proteksionisme cenderung menurunkan volume perdagangan global. Hal ini akan berdampak pada nilai tukar dan optimisme pelaku ekonomi di Indonesia.Benny Sufami, Co-Founder Tumbuh Makna, mengatakan bahwa kesiapan infrastruktur dan daya saing Indonesia perlu terus ditingkatkan. Hal ini penting untuk memanfaatkan peluang yang muncul dari pergeseran rantai pasok global. Investor perlu mendiversifikasi aset ke instrumen aset kelas pendapatan tetap atau obligasi untuk menghadapi volatilitas pasar akibat kebijakan proteksionisme.Sektor infrastruktur dan digitalisasi memiliki prospek pertumbuhan yang stabil. Ini saat yang tepat bagi investor untuk memanfaatkan momentum reformasi ekonomi domestik di Indonesia.
More Stories
see more