Dalam sebuah acara yang penuh makna, Gubernur Jakarta terpilih menerima penghargaan khusus dari Majelis Kaum Betawi. Acara ini menandai pengakuan atas kontribusi dan dedikasi Pramono Anung terhadap masyarakat Betawi. Upacara penganugerahan gelar kehormatan tersebut berlangsung dengan penuh simbolisme dan tradisi, menegaskan komitmen baru pemimpin untuk melayani masyarakatnya.

Penganugerahan Gelar Kehormatan di Cipayung, Jakarta Timur

Pada hari Sabtu, 1 Februari 2025, di Pondok Pesantren Al-Hamid Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung menerima gelar kehormatan Adat Betawi. Ketua Dewan Adat Majelis Kaum Betawi (MKB), Fauzi Bowo atau akrab disapa Foke, secara langsung memberikan gelar "Bang Anung" kepada Pramono. Selain itu, ia juga akan dikenal sebagai "Bang Nung" setelah upacara tersebut.

Prosesi penganugerahan ini dilakukan dengan menyematkan kuku macan kepada Pramono, simbol yang melambangkan keberanian. Menurut Foke, hanya orang-orang yang telah membuktikan keberaniannya yang dapat memakai kuku macan. Sebagai tambahan, Pramono juga menerima piagam dalam bentuk tulisan Arab pegon, menambah nilai historis dan budaya pada acara tersebut.

Berdiri di tengah-tengah masyarakat yang menghargai tradisi, Pramono Anung menerima gelar ini dengan rasa hormat dan tanggung jawab. Simbolisme yang kuat dalam upacara ini mencerminkan harapan masyarakat Betawi untuk masa depan yang lebih baik di bawah kepemimpinannya.

Dari perspektif seorang jurnalis, acara ini bukan hanya sekadar penganugerahan gelar, tetapi juga merupakan penegasan komitmen antara pemimpin dan masyarakat. Gelar "Bang Anung" menjadi simbol bahwa Pramono Anung tidak hanya dipilih oleh suara rakyat, tetapi juga mendapatkan pengakuan dan dukungan dari masyarakat Betawi. Ini menunjukkan pentingnya hubungan harmonis antara pemimpin dan masyarakat dalam menciptakan perubahan positif.