Pasar
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Dibuka Menguat
2024-11-22
Jakarta, CNBC Indonesia – Pada awal perdagangan sesi I Jumat (21/11/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya memiliki tren yang kuat. Dalam kondisi variasi sentimen pasar global, IHSG dibuka menguat 0,54% dan mencapai posisi 7.179,61. Namun, setelah lima menit sesi I dibuka, penguatan IHSG sedikit terpangkas menjadi 0,47% dan berada di 7.174,67.

Nilai Transaksi dan Pergerakan IHSG

Pada awal sesi I hari ini, nilai transaksi indeks sudah mencapai sekitar Rp725 miliar dengan volume transaksi mencapai 2,1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 58.506 kali. Banyak saham menunjukkan pergerakan berbeda, yaitu 194 saham naik, 196 turun, dan 193 stagnan.Pergerakan IHSG pada hari ini masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah surplusnya Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan juga akan dipengaruhi oleh rilis data aktivitas manufaktur Amerika Serikat (AS).Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengumumkan kinerja NPI pada triwulan III 2024 yang baik. NPI mencatat surplus sebesar US$5,9 miliar, setelah sebelumnya defisit sebesar US$0,6 miliar pada triwulan II 2024. Surplus NPI ditopang oleh berbagai faktor, seperti surplus neraca transaksi modal dan finansial yang meningkat serta defisit neraca transaksi berjalan yang lebih rendah.Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa juga meningkat. Dari US$ 140,2 miliar pada akhir Juni 2024 menjadi US$ 149,9 miliar pada akhir September 2024, yang setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.BI juga melaporkan penurunan defisit neraca transaksi berjalan. Pada kuartal III-2024, defisit neraca transaksi berjalan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II-2024. Kinerja neraca transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang nonmigas yang berlanjut, di tengah ekspor nonmigas yang tumbuh dan impor yang juga meningkat.Defisit neraca jasa menyempit didorong oleh meningkatnya surplus jasa perjalanan. Defisit neraca pendapatan primer juga menurun dipengaruhi oleh pembayaran imbal hasil investasi kepada investor nonresiden. Selain itu, peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang didorong oleh penerimaan remitansi turut mendukung kinerja neraca transaksi berjalan.Sementara itu, dari AS, data aktivitas manufaktur yang akan dirilis pada akhir pekan ini akan memberikan dampak pada IHSG. Sebelumnya, PMI Manufaktur Flash AS Global S&P direvisi lebih tinggi menjadi 48,5 pada Oktober 2024 dari awal 47,8 dan setelah level terendah 15 bulan di 47,3 pada September. Hal ini menunjukkan sektor manufaktur AS masih dalam wilayah kontraksi tetapi ada tanda-tanda penurunan mereda. Tekanan inflasi mereda, biaya input meningkat dengan laju paling lambat dalam hampir setahun dan inflasi harga output juga mereda. Sementara itu, waktu pengiriman pemasok diperpanjang untuk pertama kalinya dalam tiga bulan di tengah penundaan yang terkait dengan gangguan badai.CNBC INDONESIA RESEARCH(chd/chd)Saksikan video di bawah ini:Video: IPO Jumbo-Musim Dividen, Pendongkrak Transaksi BEI Akhir TahunNext ArticleIHSG Dibuka Menguat 0,58%, Transaksi Sudah Rp 1,5 T
More Stories
see more