Pengunjung hotel di Sukabumi mengalami situasi yang tidak terduga saat mereka dikenakan denda besar karena mengubah tata letak kamar. Insiden ini menjadi sorotan media sosial, memicu reaksi luas dari masyarakat. Video singkat yang diposting oleh seorang pengguna TikTok mendapatkan perhatian luar biasa, dengan lebih dari 300 ribu penayangan dan ribuan interaksi.

Konten video tersebut menggambarkan kekecewaan seorang tamu yang memesan beberapa kamar untuk acara wisuda mantan mahasiswanya. Namun, ketika ranjang ganda digabung menjadi satu, pihak hotel memberikan sanksi berupa denda sebesar Rp1 juta, jumlah yang bahkan melebihi biaya sewa kamar. Pengunggah video, Putri Rina Febriani, menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk menghindari konsumen lain mengalami nasib serupa. Dia merasa bahwa hotel seharusnya memberikan informasi jelas tentang aturan tersebut kepada tamunya.

Putri Rina menegaskan bahwa dia telah sering menginap di hotel tersebut tanpa masalah sebelumnya. Namun, kali ini dia sangat terkejut ketika mendapat kabar bahwa mahasiswanya ditahan oleh pihak hotel karena persoalan ranjang. Situasi ini memicu diskusi panjang antara Rina dan staf hotel, hingga akhirnya dia memutuskan untuk merekam dan membagikan insiden tersebut ke media sosial. Meskipun manajemen hotel mencoba menghubungi Rina untuk menghapus video, dia tetap pada pendiriannya karena ingin menyebarkan kesadaran tentang potensi jebakan serupa.

Dengan semakin banyaknya kasus serupa yang dilaporkan, penting bagi pelaku industri perhotelan untuk memastikan transparansi dalam penyampaian aturan dan regulasi kepada para tamu. Hal ini dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan kenyamanan konsumen, serta mempromosikan praktik bisnis yang adil dan bertanggung jawab. Kejadian ini juga mengingatkan kita akan pentingnya komunikasi dua arah antara penyedia layanan dan pengguna untuk menciptakan lingkungan yang saling menguntungkan.