Berita
Kerjasama Moneter Indonesia dan China Diperpanjang
2025-02-07

Dalam upaya memperkuat hubungan ekonomi dan keuangan antara dua negara, Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Rakyat Cina (PBOC) telah mencapai kesepakatan untuk memperbarui perjanjian pertukaran mata uang lokal. Kesepakatan ini akan berlangsung selama lima tahun ke depan, dimulai pada akhir Januari 2025. Perjanjian tersebut memungkinkan kedua bank sentral untuk bertukar mata uang masing-masing hingga nilai tertentu, yang setara dengan USD55 miliar. Langkah ini bertujuan untuk mendukung perdagangan bilateral dan investasi langsung serta menjaga stabilitas pasar keuangan.

Pada dasarnya, kerja sama ini bukanlah hal baru. Sejak tahun 2009, BI dan PBOC telah menjalin hubungan melalui perjanjian pertukaran mata uang, yang telah diperbarui beberapa kali seiring berjalannya waktu. Kali ini, pembaruan perjanjian ini tidak hanya memperkuat komitmen kedua pihak terhadap perdagangan dan investasi dalam mata uang lokal, tetapi juga melengkapi skema transaksi berbasis mata uang lokal yang sudah ada sejak 2021.

Perjanjian ini ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBOC, Pan Gongsheng. Dengan adanya perjanjian ini, kedua bank sentral berkomitmen untuk semakin mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan mendukung ketahanan sektor eksternal melalui upaya pemenuhan cadangan devisa.

Perjanjian ini menjadi bagian penting dari strategi kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran di kedua negara. Melalui kerjasama ini, diharapkan dapat terjadi peningkatan signifikan dalam volume perdagangan dan investasi menggunakan mata uang lokal, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas finansial.

Komitmen ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama internasional dalam mendukung kebijakan nasional. Dengan pembaruan perjanjian ini, kedua negara berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk transaksi berbasis mata uang lokal, sehingga membuka peluang baru bagi pelaku ekonomi di kedua negara. Langkah ini juga merupakan bagian dari upaya BI untuk mendukung tujuan Asta Cita, khususnya dalam menjaga ketahanan sektor eksternal.

More Stories
see more