Pada tahun 2024, keluarga Widjaja berhasil menduduki peringkat ke-4 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$18,9 miliar atau setara dengan Rp305 triliun. Keberhasilan ini berasal dari Sinar Mas Group yang kini dikelola oleh Franky Oesman Widjaja. Kisah inspiratif ini dimulai dari usaha kecil Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinar Mas Group, yang merintis bisnisnya dari penjualan kelontong.
Bermula dari Fujian, China, Eka Tjipta Widjaja tiba di Indonesia untuk mencari kesempatan baru. Di Makassar, dia memulai karirnya dengan membantu ayahnya berdagang kelontong dan babi kepada tentara Jepang. Dia juga menjual berbagai barang seperti roti, sirup, limun, dan biskuit dari rumah ke rumah, bahkan sampai ke Pulau Selayar yang berjarak 157 kilometer. Setelah pindah ke Surabaya, Eka mengembangkan strategi unik dengan menjual produk di bawah harga pasar, menarik banyak pelanggan dan membangun reputasi yang kuat.
Di era 1960-an, Eka mendirikan CV Sinar Mas sebagai perusahaan ekspor-impor hasil bumi dan tekstil. Titik balik utamanya adalah ketika dia berinvestasi dalam industri minyak goreng kelapa sawit pada tahun 1969. Merek Bimoli lahir dari investasi ini, dan Eka menjadi pemain utama di industri kelapa sawit. Selain itu, Sinar Mas berkembang pesat dengan melangkah ke bidang properti, bank, dan pertambangan. Setelah kematiannya pada 2019, anaknya Franky meneruskan tongkat estafet dan membawa Sinar Mas ke puncak kesuksesan.
Dengan kerja keras dan inovasi, Eka Tjipta Widjaja telah membuktikan bahwa kesuksesan dapat diraih dari awal yang sederhana. Perjalanan panjangnya menunjukkan pentingnya ketekunan, strategi bisnis yang cerdas, dan adaptasi terhadap perubahan pasar. Kini, keluarga Widjaja tidak hanya menjadi simbol kekayaan, tetapi juga inspirasi bagi generasi muda untuk meraih impian mereka melalui dedikasi dan inovasi.