Pemerintah Israel mengalami situasi yang semakin rumit terkait rencana Amerika Serikat untuk menduduki Jalur Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memerintahkan Kepala Militer Herzi Halevi untuk menegur Shlomi Binder, Kepala Direktorat Intelijen Militer, atas pernyataannya yang memperingatkan dampak negatif dari rencana tersebut. Binder khawatir bahwa tindakan ini akan memicu peningkatan kekerasan di Tepi Barat. Pernyataan kontroversial ini mendorong pihak militer Israel untuk mempersiapkan rencana evakuasi sukarela penduduk Gaza.
Binder menyampaikan pandangannya tentang potensi konsekuensi dari rencana Trump dengan sangat jelas. Dia merasa bahwa pengambilalihan AS terhadap Jalur Gaza dapat berujung pada eskalasi konflik di wilayah yang telah lama dikuasai oleh ketegangan. Binder menekankan pentingnya mempertimbangkan efek jangka panjang dari tindakan semacam itu, khususnya bagi penduduk sipil yang tinggal di sana. Reaksi ini mencerminkan sikap hati-hati dari kalangan militer dan intelijen Israel dalam menghadapi ide-ide geopolitik yang ambisius.
Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel menegaskan bahwa militer harus mendukung rencana Presiden AS Trump. Katz percaya bahwa ini adalah langkah penting dalam upaya membentuk masa depan wilayah tersebut. Dia memerintahkan persiapan skema evakuasi sukarela bagi warga Gaza yang ingin meninggalkan daerah tersebut. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan solusi alternatif bagi mereka yang mungkin merasa tidak aman atau tertarik untuk memulai hidup baru di tempat lain.
Dalam konteks internasional, Departemen Luar Negeri AS juga sedang mempersiapkan serangkaian pertemuan diplomatik. Menteri Luar Negeri AS Rubio akan melanjutkan diskusi yang dimulai oleh Presiden Trump tentang masa depan Jalur Gaza selama kunjungan resminya ke Timur Tengah. Agenda ini mencakup partisipasi dalam Konferensi Keamanan Munich dan kunjungan ke beberapa negara Arab. Tujuan utamanya adalah untuk mencari dukungan dan masukan dari para pemimpin regional mengenai pendekatan terbaik terhadap situasi di Gaza.
Situasi ini menunjukkan kompleksitas hubungan antara politik internasional dan dinamika lokal di wilayah tersebut. Meskipun ada perbedaan pendapat di antara para pemangku kepentingan, semua pihak tampaknya sepakat bahwa solusi yang bijaksana dan berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh penduduk Gaza dan mencegah eskalasi lebih lanjut dari konflik yang sudah berkepanjangan.