Gaya Hidup
Mengungkap Bahaya Mikroplastik yang Mengintai Kesehatan Masyarakat Indonesia
2024-10-30
Dalam sebuah studi yang mengejutkan, para peneliti mengungkap fakta mengkhawatirkan bahwa warga Indonesia merupakan konsumen terbesar mikroplastik di dunia. Tanpa disadari, masyarakat Indonesia secara rutin menelan partikel-partikel plastik berbahaya ini melalui berbagai produk makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Hal ini tentu menjadi perhatian serius yang perlu ditangani segera demi kesehatan masyarakat Indonesia.

Mengonsumsi Mikroplastik Tanpa Sadar, Bahaya yang Mengintai

Talenan Plastik, Sumber Utama Paparan Mikroplastik

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Chemical Society (ACS) mengungkapkan bahwa penggunaan talenan plastik dapat menyebabkan manusia terpapar hingga 79,4 juta mikroplastik polipropilena atau sejenis polimer plastik setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena partikel-partikel plastik dapat berpindah dari talenan ke makanan yang disiapkan di atasnya. Sebagai alternatif yang lebih aman, talenan kaca tahan banting atau talenan bebas plastik yang terbuat dari serat kertas dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari kontaminasi mikroplastik.

Teh Celup, Sumber Lain Mikroplastik yang Mengkhawatirkan

Selain talenan plastik, kantong teh juga teridentifikasi sebagai sumber mikroplastik yang signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas McGill di Quebec, Kanada menemukan bahwa menyeduh satu kantong teh plastik dapat melepaskan sekitar 11,6 miliar partikel mikroplastik dan 3,1 miliar partikel nanoplastik ke dalam air. Selain itu, kantong teh juga diketahui mengandung zat-zat berbahaya seperti senyawa fluor, arsenik, garam radium, aluminium, tembaga, timbal, merkuri, kadmium, barium, dan nitrat. Untuk menghindari paparan mikroplastik, masyarakat disarankan untuk menggunakan teko besi atau saringan logam saat menyeduh teh, atau memilih kantong teh berbahan katun yang lebih ramah lingkungan.

Wadah Es Batu Plastik, Potensi Pelepasan Mikroplastik

Selain talenan dan teh celup, wadah es batu plastik juga dapat menjadi sumber kontaminasi mikroplastik. Meskipun penelitian mengenai hal ini masih terbatas, proses pembekuan plastik dapat menyebabkan mikroplastik terlarut ke dalam air, mirip dengan proses yang terjadi pada plastik yang dipanaskan. Untuk menghindari risiko ini, masyarakat dapat beralih menggunakan wadah es batu berbahan stainless steel atau silikon yang dianggap lebih aman dan ramah lingkungan.

Wadah Makanan Microwave, Sumber Mikroplastik yang Tak Terduga

Produk plastik yang diberi label 'aman untuk microwave' juga dapat menjadi sumber paparan mikroplastik yang signifikan. Sebuah studi pada tahun 2023 yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Nebraska-Lincoln menemukan hingga 4 juta mikroplastik per sentimeter persegi dalam makanan bayi kemasan plastik tertentu yang 'aman untuk microwave'. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk menghindari produk yang dikemas dengan bahan-bahan kimia berbahaya seperti ftalat, stirena, dan bisfenol.

Gelas Kertas, Sumber Kontaminasi Kimia yang Perlu Diwaspadai

Selain mikroplastik, penggunaan gelas kertas untuk minuman panas juga dapat menyebabkan pelepasan berbagai bahan kimia berbahaya, seperti fluorida, klorida, sulfat, dan nitrat. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hazardous Materials pada tahun 2021 mengungkapkan temuan ini. Untuk menghindari paparan bahan kimia berbahaya, masyarakat disarankan untuk memilih tempat minum kedap udara dan tahan karat yang dapat digunakan kembali.

Garam dan Gula, Sumber Mikroplastik yang Tak Terduga

Studi pada tahun 2023 menemukan bahwa garam merah Himalaya yang ditambang dari dalam tanah mengandung mikroplastik paling banyak, diikuti oleh garam hitam dan garam laut. Selain itu, gula juga merupakan salah satu rute penting paparan manusia terhadap polutan mikro ini, menurut sebuah studi pada tahun 2022. Masyarakat perlu memperhatikan sumber garam dan gula yang dikonsumsi untuk mengurangi risiko paparan mikroplastik.

Air Minum Kemasan, Sumber Mikroplastik yang Tak Terelakkan

Studi pada Maret 2024 mengungkapkan bahwa satu liter air minum kemasan setara dengan dua botol air minum ukuran standar, yang mengandung rata-rata 240.000 partikel plastik dari tujuh jenis plastik, termasuk nanoplastik. Hal ini menunjukkan bahwa air minum kemasan juga menjadi sumber paparan mikroplastik yang tidak dapat dihindari. Masyarakat disarankan untuk mempertimbangkan alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti menggunakan botol minum yang dapat digunakan kembali.Dengan berbagai sumber mikroplastik yang terungkap dalam studi-studi ini, masyarakat Indonesia harus waspada dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi paparan terhadap polutan mikro ini. Kesadaran dan tindakan nyata dari setiap individu sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan dan lingkungan yang lebih baik di masa depan.
More Stories
see more