Pasar
OJK Mengungkap Dunia Kembali Gelap dan Dampaknya di Pasar
2024-12-13
Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara keseluruhan setuju dengan pemerintah terkait kembali gelapnya dunia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan ketidakstabilan geopolitik di berbagai wilayah hingga kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Dampak Kekhawatiran Geopolitik pada Perekonomian Global
Geopolitik dan Perang di Rusia-Ukraina
Perang antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung hingga saat ini. Kondisi ini tidak hanya membawa kerugian dan kematian bagi rakyat di kedua negara tersebut, tetapi juga memiliki dampak yang luas pada perekonomian global. Konflik tersebut menyebabkan terjadinya gangguan dalam pasok komoditas, terutama minyak bumi. Harga minyak bumi mengalami fluktuasi yang besar, yang kemudian berdampak pada harga produk-produk lain di seluruh dunia. Ini membuat perekonomian global menjadi lebih tidak stabil dan mengakibatkan ketidakpastian bagi investor.Dalam konteks ini, OJK berperan penting dalam mengatur dan memantau keuangan. Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, telah mengungkapkan bahwa ketidakstabilan geopolitik ini meningkatkan risiko geopolitik. Hal ini mengarah pada ketidakpastian dalam pasar keuangan dan membutuhkan perhatian khusus dari OJK.Kemenangan Donald Trump dan Dampaknya
Pemilihan Donald Trump sebagai Presiden AS menjadi kekhawatiran bagi banyak orang. Trump telah melemparkan ancaman terhadap kelompok BRICS dan bisa memicu perang dagang baru. Hal ini membuat investor menjadi cemas dan menarik dana dari emerging market. Kondisi ini berdampak negatif pada pasar di emerging market, seperti Indonesia.Mahendra menjelaskan bahwa perekonomian global sebenarnya masih mampu tumbuh di tengah ketidakpastian. Namun, ke depan, ketidakpastian tersebut akan berefek negatif terhadap pasar keuangan. Salah satu dampaknya adalah potensi inflasi di AS yang penurunannya akan lebih lambat. Ini disebabkan oleh fokus kebijakan Trump yang akan terus mendorong laju pertumbuhan ekonomi AS. Inflasi AS akan turun melambat ke level sasaran bank sentralnya di sekitar 2% dari yang sekarang di kisaran 2,7%.Kondisi ini berakibat pada semakin sempitnya Bank Sentral AS, yakni The Federal Reserve untuk mempercepat laju penurunan suku bunga kebijakannya atau Fed Fund Rate. Bank Sentral global harus berhati-hati melonggarkan kebijakan moneter, sehingga suku bunga term rate kebijakan meningkat. Hal ini membuat investor lebih cemas dan terus menarik dana dari emerging market, mengakibatkan pelemahan pasar di emerging market.Implikasi untuk Perekonomian Indonesia
Dalam konteks global yang penuh dengan ketidakpastian, perekonomian Indonesia juga tidak bisa dihindari pengaruhnya. Indonesia sebagai negara yang berkembang harus berhati-hati dalam menghadapi situasi ini. OJK harus terus berupaya untuk memantau dan mengatur keuangan agar tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan geopolitik dan kondisi pasar global.Perekonomian Indonesia masih tergantung pada ekspor komoditas, terutama minyak bumi. Ketika harga minyak bumi mengalami fluktuasi, hal ini akan berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan OJK harus bekerja sama untuk mengembangkan ekonomi Indonesia dengan lebih berkelanjutan dan tidak terlalu bergantung pada ekspor komoditas.Dalam mengatasi tantangan ini, Indonesia harus meningkatkan daya saingnya dalam sektor-produk lainnya. Meningkatkan investasi dalam sektor-infrastruktur, pendidikan, dan teknologi adalah langkah-langkah penting yang harus diambil. Dengan demikian, Indonesia dapat lebih tahan terhadap perubahan geopolitik dan kondisi pasar global.