Dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh stasiun televisi bisnis, seorang eksekutif senior dari salah satu bank terkemuka di Indonesia memberikan pandangannya tentang kebijakan baru yang mewajibkan dana hasil ekspor untuk disimpan dalam negeri selama setahun. Menurutnya, langkah ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian nasional, khususnya dalam memperkuat nilai tukar mata uang lokal. Untuk mengelola risiko yang mungkin timbul, nasabah dan lembaga perbankan disarankan untuk melakukan lindung nilai melalui mekanisme tertentu. Bank sentral juga telah menyediakan berbagai instrumen keuangan sebagai solusi bagi penempatan devisa hasil ekspor tersebut.
Pada hari Jumat, 24 Januari 2025, dalam acara Power Lunch di saluran CNBC Indonesia, diskusi mendalam mengenai implikasi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) untuk disimpan di dalam negeri selama 12 bulan digelar. Hernaman Tandianto, yang menjabat sebagai SEVP Head of Treasury Sales & Distribution di Bank CIMB Niaga, mengekspresikan pandangannya yang sangat mendukung terhadap kebijakan ini. Dia menjelaskan bahwa dengan menyimpan DHE di dalam negeri, jumlah valuta asing yang beredar di pasar domestik akan meningkat, sehingga dapat membantu memperkuat nilai rupiah.
Selain itu, Hernaman menekankan pentingnya pertimbangan bagi para nasabah dan institusi perbankan untuk melakukan hedging melalui swap atau pertukaran mata uang, agar tidak mengganggu arus kas mereka. Bank Indonesia sendiri telah menyediakan berbagai instrumen finansial seperti deposito berjangka valas dan foreign exchange swap (FX swap), yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan DHE. Ini bertujuan untuk memfasilitasi penempatan dana hasil ekspor secara efektif sambil meminimalkan potensi risiko.
Berkenaan dengan urgensi penerbitan instrumen yang menarik untuk menempatkan DHE lebih besar, Hernaman menjelaskan bahwa hal ini sangat penting untuk mendorong partisipasi lebih luas dari pelaku ekonomi dalam program ini. Dengan demikian, diharapkan bisa menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari perspektif jurnalis, kebijakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dan bank sentral dalam upaya memperkuat posisi ekonomi domestik melalui penggunaan sumber daya alam yang ada. Ini bukan hanya soal regulasi tetapi juga tentang bagaimana mengelola sumber daya dengan bijaksana untuk kepentingan bersama. Langkah-langkah seperti ini tentunya patut dipuji karena menunjukkan inisiatif proaktif dalam mengelola ekonomi negara.