Pasar
Pasar Saham Indonesia Menguat di Tengah Ketidakpastian Pelantikan Trump
2025-01-20

Pada akhir perdagangan Senin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat di zona positif. Meskipun masih berada di level psikologis 7.100, IHSG menunjukkan peningkatan sebesar 0,22% ke posisi 7.170,74. Transaksi mencapai Rp 10 triliun dengan volume saham yang berpindah tangan sebanyak 19 miliar unit. Sektor teknologi dan bahan baku menjadi penyokong utama, sementara ketidakpastian kebijakan ekonomi dan perdagangan Trump menjadi sorotan investor.

Sektor Teknologi dan Bahan Baku Menjadi Penyokong Utama

Di tengah ketidakpastian politik global, sektor teknologi dan bahan baku berhasil memberikan dorongan signifikan bagi IHSG. Kedua sektor ini mencatatkan kenaikan sebesar 1,2% dan 1,18%, menjadi penyokong utama indeks pada hari tersebut. Beberapa saham perbankan besar juga berkontribusi signifikan, seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Negara Indonesia, yang masing-masing memberikan tambahan indeks poin yang cukup tinggi.

Selain itu, saham PT Chandra Asri Pacific dan PT GoTo Gojek Tokopedia juga berperan penting dalam memperkuat IHSG. Meskipun secara keseluruhan IHSG masih berada di level psikologis 7.100, pertumbuhan sektor-sektor ini menunjukkan bahwa pasar masih memiliki potensi untuk berkembang lebih lanjut. Para analis menyebut bahwa sektor teknologi dan bahan baku memiliki prospek yang cerah, terutama jika kondisi ekonomi global mulai stabil.

Ketidakpastian Kebijakan Trump Menjadi Sorotan Investor

Ketidakpastian kebijakan ekonomi dan perdagangan Donald Trump menjadi sorotan utama bagi investor, baik domestik maupun internasional. Sejak pemilihan presiden AS, pasar keuangan Indonesia telah mengalami tekanan berat, dengan IHSG jeblok 3,14% sejak November hingga awal Januari 2025. Kebijakan proteksionisme Trump dikhawatirkan akan membawa dampak negatif pada ekonomi global, termasuk Indonesia.

Dalam era Trump sebelumnya, dunia telah merasakan dampak buruk dari kebijakan proteksionisme, terutama pada tahun 2018 saat perang dagang semakin memanas. Imbal hasil US Treasury meningkat dari 4,29% menjadi 4,62%, dengan puncak mencapai 4,8%. Penguatan dolar AS dan arus modal yang kembali ke AS menjadi faktor kunci yang mempengaruhi pasar global. Para analis memperingatkan bahwa tekanan terhadap rupiah dan IHSG dapat berlanjut jika kebijakan Trump memperburuk sentimen pasar.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengidentifikasi tiga risiko utama: tekanan nilai tukar rupiah, potensi arus modal keluar, dan ketidakpastian pasar keuangan. Meski demikian, ada harapan bahwa laporan laba perusahaan yang positif dan penguatan ekonomi domestik dapat mendukung pasar Indonesia. Selain itu, peluang ekonomi AS yang kuat juga bisa memberikan stimulus positif bagi pasar global.

More Stories
see more