Berita terbaru dari dunia kesehatan menunjukkan adanya penelitian yang mengungkap kehadiran mikroplastik dan nanoplastik di dalam plasenta bayi. Studi ini menyoroti potensi dampak negatif terhadap proses kelahiran, termasuk risiko kelahiran prematur. Peneliti telah mendeteksi partikel plastik sangat kecil dalam organ vital ini sejak tahun 2020. Keberadaan kontaminasi tersebut juga ditemukan pada berbagai bagian tubuh manusia lainnya, seperti air mani, ASI, otak, hati, dan sumsum tulang. Meski masih membutuhkan lebih banyak penelitian, temuan ini menambah bukti yang semakin kuat tentang ancaman paparan plastik terhadap kesehatan.
Penelitian yang dilakukan oleh tim ilmuwan internasional menemukan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan peradangan sel, salah satu faktor pemicu persalinan dini. Dr. Enrico Barrozo dari Baylor College of Medicine menjelaskan bahwa polusi udara dikaitkan dengan jutaan kasus kelahiran prematur, yang merupakan penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia. Dalam studi ini, para peneliti mencatat bahwa mikroplastik memiliki potensi untuk mempengaruhi proses kelahiran, meskipun mekanisme tepatnya belum sepenuhnya dipahami.
Profesor Kjersti Aagaard dari Rumah Sakit Anak Boston menambahkan bahwa penumpukan plastik mungkin berkontribusi terhadap terjadinya kelahiran prematur. Ia menekankan bahwa kombinasi temuan ini dengan penelitian terkini lainnya semakin menguatkan bukti bahaya paparan plastik bagi kesehatan manusia. Mikroplastik, yang berasal dari penguraian sampah plastik, telah mencemari hampir setiap sudut planet, mulai dari puncak gunung tertinggi hingga dasar laut terdalam.
Keterlibatan mikroplastik dalam proses kelahiran prematur menjadi isu penting yang perlu mendapat perhatian lebih luas. Para ahli menegaskan bahwa walaupun studi ini hanya menunjukkan hubungan dan bukan sebab-akibat langsung, meningkatkan kesadaran publik tentang potensi dampak kesehatan dari paparan mikroplastik tetap sangat penting. Faktor-faktor seperti usia, etnis, dan status sosial ekonomi ibu juga dipertimbangkan dalam penelitian ini, namun kaitan antara plastik dan kelahiran prematur tetap signifikan.
Temuan ini menandai langkah awal penting dalam pemahaman dampak lingkungan terhadap kesehatan reproduksi. Para peneliti berharap studi lanjutan akan membantu mengungkap mekanisme yang lebih detail tentang bagaimana mikroplastik mempengaruhi proses kelahiran dan kesehatan ibu serta bayi secara umum. Langkah-langkah mitigasi diperlukan untuk mengurangi paparan mikroplastik, baik melalui kebijakan lingkungan maupun praktik hidup sehat individu.