Polisi Sektor Metro Gambir berhasil mengungkap kasus investasi palsu yang melibatkan 20 orang. Dalam operasi ini, delapan tersangka ditemukan positif menggunakan narkotika jenis sabu. Penyelidikan dimulai dari patroli cyber yang mengarah ke sebuah apartemen di pusat Jakarta. Selain barang bukti narkoba, polisi juga menemukan dua alat hisap cangklong dan bong. Para tersangka terdiri dari tiga pemimpin dan 17 operator yang menggunakan aplikasi kencan online untuk mencari korban dengan penghasilan menengah ke atas.
Kasus ini terungkap setelah tim kepolisian melakukan patroli daring yang mengarah pada aktivitas mencurigakan. Polisi kemudian melakukan penyelidikan mendalam dan menemukan bahwa para tersangka bersembunyi di apartemen Batavia. Dalam operasi penggeledahan, polisi menemukan bukti-bukti yang menguatkan dugaan pelanggaran hukum, termasuk narkotika dan peralatan penyalahgunaannya. Selanjutnya, polisi menetapkan 20 tersangka yang terdiri dari 16 laki-laki dan 4 perempuan.
Modus operandi para tersangka melibatkan penggunaan aplikasi kencan online untuk mendekati korban. Mereka memalsukan profil dengan foto-foto menarik untuk menarik perhatian wanita berpenghasilan menengah ke atas. Setelah mendapatkan kepercayaan korban melalui percakapan intensif via WhatsApp, para operator kemudian mengajak korban berinvestasi melalui aplikasi palsu. Tiga pemimpin utama mengawasi dan mengkoordinasikan seluruh aktivitas ini, sementara 17 operator menjalankan tugas sehari-hari.
Operasi penggrebekan dilakukan pada Rabu pagi, tepat pukul 04.30 WIB, di Apartemen Batavia. Tim kepolisian menemukan delapan tersangka yang positif menggunakan narkotika jenis sabu. Barang bukti yang diamankan mencakup sabu seberat 0,62 gram serta dua alat hisap cangklong dan bong. Para tersangka telah mengaku atas kesalahan mereka dan mengakui penggunaan narkotika.
Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa modus operasi ini melibatkan dua peran utama: leader dan operator. Leader bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan dan mengawasi operasi, sementara operator bertugas mencari korban melalui aplikasi kencan online. Para operator menggunakan identitas palsu dengan foto profil menarik untuk mendekati korban. Setelah mendapatkan kepercayaan korban, mereka mengajak korban berinvestasi melalui aplikasi palsu yang mereka kelola. Kasus ini menunjukkan betapa rumit dan berbahayanya modus operandi penipuan modern ini.