Lolly menjelaskan bahwa ia merasa lelah dengan situasi yang berkepanjangan. Ia mengaku telah memilih jalur perlindungan diri sebagai langkah strategis untuk membuktikan posisinya dalam kasus dugaan pencabulan anak di bawah umur dan aborsi. Keputusan tersebut bukan tanpa pertimbangan matang, melainkan hasil dari evaluasi mendalam atas dinamika sosial dan hukum yang melingkupinya.
Menarik diri dari sorotan publik menjadi pilihan penting bagi Lolly. Ia menegaskan bahwa periode lima bulan di rumah aman memberinya kesempatan untuk merenung dan mempersiapkan langkah-langkah selanjutnya. Situasi ini juga memungkinkan Lolly untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia bukan korban, tetapi individu yang proaktif dalam mencari solusi atas masalahnya.
Kontroversi yang mengiringi kasus Lolly tidak dapat dipisahkan dari isu-isu sensitif yang terlibat. Publik bereaksi beragam terhadap informasi yang beredar, menciptakan lingkungan yang kadang sulit dipahami. Lolly sendiri mengakui bahwa keributan yang terjadi pasca-penyebaran kabar tersebut membuatnya merasa tertekan dan tidak nyaman.
Dalam konteks hukum, proses yang dilalui Lolly menyoroti pentingnya perlindungan hak-hak asasi manusia, terutama bagi mereka yang terlibat dalam kasus-kasus serupa. Meskipun demikian, Lolly tetap berusaha untuk menavigasi jalan hukum dengan bijaksana, mencari keadilan sekaligus menjaga integritas dirinya.
Lolly memandang ulang definisi korban dalam konteks sosial dan hukum. Baginya, istilah "korban" sering kali membawa konsekuensi negatif yang melemahkan martabat seseorang. Oleh karena itu, ia memilih untuk mengubah narasi, menunjukkan bahwa ia adalah individu yang kuat dan mampu mengambil tindakan proaktif untuk melindungi diri.
Langkah ini mencerminkan upaya Lolly untuk memperjuangkan hak-haknya tanpa harus mengorbankan identitas atau martabatnya. Dengan demikian, ia berharap dapat memberikan inspirasi bagi orang lain yang menghadapi situasi serupa, bahwa ada cara untuk tetap teguh dan mencari solusi yang positif.
Masa depan Lolly masih dipertanyakan, namun ia tetap optimis tentang langkah-langkah yang akan diambil selanjutnya. Tinggal di rumah aman bukan hanya tentang perlindungan fisik, tetapi juga mental dan emosional. Ini memberinya ruang untuk merenung, merencanakan, dan mempersiapkan strategi jangka panjang.
Ia menegaskan bahwa pengalaman ini telah mengajarkannya banyak hal tentang kekuatan diri dan ketahanan. Meski tantangan masih ada, Lolly percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, ia dapat bangkit kembali dan melanjutkan hidup dengan lebih baik. Harapannya, cerita ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang.