Pada hari Selasa, 28 Januari 2025, pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyelesaikan 100 hari pertama. Menurut pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, kinerja kabinet ini menunjukkan adanya kontradiksi berdasarkan hasil survei yang berbeda. Survei Litbang Kompas mencatat kepuasan publik sebesar 80,9%, sementara survei Center of Economic and Law Studies (Celios) menghasilkan temuan yang berlawanan. Perbedaan ini disebabkan oleh metode dan sampel yang digunakan, sehingga kedua survei tersebut saling melengkapi. Kepuasan masyarakat lebih tertuju pada program-program populis yang diluncurkan dalam 100 hari pertama.

Kontroversi di Balik 100 Hari Pertama Pemerintahan Prabowo-Gibran

Pada tanggal 28 Januari 2025, pemerintahan yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mencapai tonggak penting dengan menyelesaikan 100 hari pertama mereka. Di ibukota Jakarta, para pengamat politik mulai memeriksa kinerja kabinet ini dengan teliti. Salah satu pengamat, M. Jamiluddin Ritonga dari Universitas Esa Unggul, menyoroti perbedaan signifikan antara dua survei utama yang telah dilakukan.

Survei Litbang Kompas menemukan bahwa mayoritas responden, sekitar 80,9%, merasa puas dengan kinerja kabinet. Namun, survei Celios justru menunjukkan ketidakpuasan terhadap beberapa aspek. Jamiluddin menjelaskan bahwa perbedaan ini wajar karena kedua survei menggunakan metode dan sampel yang berbeda. Survei Celios dinilai lebih komprehensif dengan analisis mendalam terhadap program-program kementerian, sehingga memberikan perspektif yang lebih luas tentang kinerja pemerintah.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, fenomena ini mengingatkan kita akan pentingnya melihat isu-isu publik dari berbagai sudut. Hasil survei yang berbeda menunjukkan bahwa penilaian kinerja pemerintah tidak bisa hanya didasarkan pada satu sumber informasi. Ini juga mengajarkan kita untuk tetap kritis dan objektif dalam menilai kinerja pemerintah, serta menghargai pendapat yang beragam dari masyarakat. Dengan demikian, kita dapat membentuk opini yang lebih matang dan berimbang.