Berdasarkan penelitian terbaru, jumlah individu yang berada dalam spektrum autisme mengalami peningkatan signifikan. Diperkirakan 61,8 juta orang di seluruh dunia memiliki kondisi ini, dengan prevalensi dua kali lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Penelitian ini melibatkan sejumlah lembaga di Australia dan menunjukkan bahwa perbedaan metode penelitian mungkin menjadi faktor utama dalam peningkatan angka tersebut. Kondisi ini ditandai oleh berbagai gejala, termasuk kesulitan komunikasi dan interaksi sosial.
Kajian terbaru menunjukkan adanya peningkatan drastis dalam jumlah individu yang berada dalam spektrum autisme. Berdasarkan data terakhir, diperkirakan satu dari 127 orang atau sekitar 61,8 juta jiwa di dunia hidup dengan kondisi ini. Angka ini meningkat dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang mencapai satu dari 271 orang pada tahun 2019. Perbedaan ini disebabkan oleh perubahan metode penelitian yang lebih akurat.
Studi ini dilakukan oleh tim peneliti dari 10 lembaga pendidikan ternama di Australia. Mereka menggunakan data tahun 2021 untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gangguan spektrum autisme (ASD) dua kali lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Hal ini diduga disebabkan oleh kesenjangan diagnosis, di mana anak perempuan cenderung menerima diagnosis di kemudian hari atau bahkan tidak didiagnosis sama sekali karena gejala yang berbeda. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ASD paling sering terjadi pada individu di bawah usia 20 tahun.
Gangguan Spektrum Autisme (ASD) merupakan kondisi kompleks yang mempengaruhi perkembangan saraf dan perilaku. Kondisi ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Individu dengan ASD mengalami berbagai tantangan, mulai dari kesulitan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial hingga perilaku yang berulang. Gejala ini dapat bervariasi antara satu individu ke individu lainnya.
Ciri-ciri ASD dapat diamati pada usia 1 hingga 3 tahun. Beberapa gejala umum meliputi kesulitan dalam pemrosesan sensorik, perilaku yang khas, minat yang terbatas, serta aktivitas yang berulang. Dalam beberapa kasus, ASD juga dapat menyebabkan cacat intelektual. Orang dengan autisme memiliki risiko lebih tinggi mengalami isolasi sosial, kesulitan akademik atau pekerjaan, dan memerlukan dukungan psikososial hingga dewasa. Studi ini menekankan pentingnya deteksi dini dan intervensi tepat waktu untuk membantu individu dengan ASD menghadapi tantangan tersebut.