Banyak orang tua di Indonesia sadar akan pentingnya pemahaman keuangan bagi anak-anak mereka. Namun, beberapa praktik yang sering dilakukan justru dapat mengganggu perkembangan finansial si kecil. Menurut seorang tokoh investasi terkenal dari Amerika Serikat, pendidikan finansial harus dimulai sedini mungkin. Sebelum menjadi salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh, ia telah memulai dengan bisnis-bisnis kecil seperti penjualan majalah dan permen karet secara door-to-door.

Pendidikan finansial bukan hanya tentang menabung. Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk konsep keuangan anak sejak awal. Penelitian menunjukkan bahwa hampir 80% pertumbuhan otak manusia terjadi pada tiga tahun pertama kehidupan. Studi dari sebuah universitas ternama di Inggris juga mencatat bahwa anak-anak sudah dapat memahami konsep dasar uang antara usia 3 dan 4 tahun. Pada usia 7 tahun, mereka biasanya mulai memahami konsep dasar yang berkaitan dengan perilaku keuangan masa depan. Perbedaan antara mengetahui dan bertindak sangat penting dalam hal ini. Mengajarkan anak-anak cara mengelola uang serta memahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan adalah langkah awal yang baik.

Menyiapkan generasi muda untuk berpikir finansial dengan bijaksana adalah investasi jangka panjang yang tak ternilai. Dengan memulai pendidikan keuangan sejak dini, kita memberikan bekal yang kuat bagi anak-anak untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Melalui pendekatan yang tepat, orang tua dapat membantu anak-anak mereka membangun fondasi yang kokoh dalam manajemen keuangan, sehingga mereka bisa tumbuh menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.