Pada tahun 2025, wilayah adat Baduy di Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, akan mengalami penutupan sementara bagi umum. Masyarakat Baduy memandang periode ini sebagai waktu yang sangat penting untuk melakukan ritual dan kegiatan spiritual mereka. Dalam rentang waktu tersebut, pengunjung tidak diperbolehkan memasuki Desa Baduy Dalam maupun sebagian besar area Baduy Luar.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin, penutupan ini merupakan bagian dari tradisi rutin yang disebut Kawalu. Selama periode ini, masyarakat Baduy melaksanakan serangkaian upacara adat yang berlangsung sebelum acara utama Seba. Upacara-upacara ini mencakup Ngalanjakan, Kawalu, Ngalaksa, dan puncaknya adalah Seba. Tujuan utama dari upacara ini adalah untuk menyampaikan rasa syukur kepada Sang Hyang Karesa atas hasil panen yang berhasil setiap tahunnya.

Tradisi ini menunjukkan betapa pentingnya harmoni antara manusia dan alam dalam budaya Baduy. Penutupan wilayah ini juga menjadi pengingat bahwa kearifan lokal harus dihormati dan dilestarikan. Melalui upacara adat seperti Kawalu, masyarakat Baduy tidak hanya mempertahankan warisan budaya mereka tetapi juga menjaga keseimbangan ekologis dan spiritual. Ini membuktikan bahwa nilai-nilai tradisional dapat memberikan kontribusi positif bagi kehidupan modern.