Pihak berwenang di Ukraina sedang menyelidiki Rustem Umerov, Menteri Pertahanan, atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Penyelidikan ini muncul setelah tindakan kontroversialnya dalam mengakhiri kontrak direktur Badan Pengadaan Pertahanan (DPA). Situasi ini menyoroti tantangan korupsi yang masih menjadi isu utama bagi negara tersebut dan mendapat perhatian dari para pendukung Barat. Jika terbukti bersalah, Umerov bisa menghadapi hukuman penjara antara tiga hingga enam tahun. Kontroversi ini mencerminkan ketegangan antara upaya reformasi pengadaan pertahanan dengan standar NATO dan pandangan kritis terhadap efektivitas badan tersebut.
Badan Pengadaan Pertahanan (DPA) didirikan pada tahun 2022 untuk memaksimalkan transparansi dalam proses pengadaan militer. Organisasi ini dirancang independen dari militer Ukraina dan mengikuti standar NATO. Namun, langkah Menteri Pertahanan untuk mengakhiri kontrak direktur DPA telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi sabotase terhadap reformasi ini. Pusat Aksi Antikorupsi (AntAC) melihat tindakan ini sebagai ancaman terhadap upaya pemberantasan korupsi yang sudah lama menjadi masalah di sektor pertahanan.
Selama bertahun-tahun, korupsi telah menjadi masalah serius dalam sistem pengadaan militer Ukraina. Pembentukan DPA bertujuan untuk mengubah situasi ini menjadi lebih transparan dan efisien. Namun, kritik dari Menteri Pertahanan terhadap DPA menunjukkan adanya ketidakpercayaan terhadap kemampuan badan tersebut dalam menjaga kerahasiaan informasi sensitif. Dia mengklaim bahwa proses pengadaan telah menjadi kurang rahasia dan terlalu terbuka kepada publik, mirip dengan platform e-commerce. Hal ini dikhawatirkan dapat membahayakan keamanan nasional selama situasi darurat militer.
Menteri Pertahanan Ukraina kini harus menghadapi penyelidikan resmi atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan. Biro Antikorupsi Nasional Ukraina (NABU) telah membuka kasus ini berdasarkan laporan dari organisasi antikorupsi non-pemerintah. Meskipun NABU belum memberikan konfirmasi resmi, potensi hukuman penjara bagi Menteri Pertahanan menunjukkan betapa seriusnya tuduhan ini. Kasus ini juga menyoroti pentingnya integritas dalam kepemimpinan militer.
Kebijakan Umerov untuk tidak memperpanjang kontrak Marina Bezrukova, direktur DPA, telah memicu reaksi keras dari kelompok anti-korupsi. AntAC berpendapat bahwa tindakan ini merusak upaya reformasi pengadaan pertahanan yang dirancang untuk mencegah ulangi kesalahan masa lalu. Kritik ini menunjukkan adanya perselisihan antara visi reformasi modern dengan praktik tradisional dalam manajemen pertahanan. Penyelidikan ini bukan hanya soal nasib satu individu, tetapi juga menjadi ujian bagi komitmen Ukraina dalam memerangi korupsi di sektor kritis seperti pertahanan.