Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai restoran modern telah muncul untuk menarik perhatian generasi muda. Namun, tidak sedikit restoran yang gagal bertahan dalam persaingan ketat ini. Salah satu contohnya adalah Rumah Makan Neraray Ganjeng, sebuah restoran dengan konsep unik seperti berada di dalam pesawat terbang. Restoran ini awalnya menjadi sorotan dan bahkan viral karena keramaian pengunjungnya. Sayangnya, kini bangunan tersebut tampak terabaikan dan tidak terurus. Pemiliknya, Cecep Soebandi, memutuskan untuk menjual properti tersebut dengan harga Rp 3 miliar karena kebutuhan finansial.
Berlokasi di jalur Sumedang-Wado, Rumah Makan Neraray Ganjeng dulu merupakan destinasi kuliner favorit bagi para pencinta masakan Sunda. Bangunan ini dibeli oleh Cecep Soebandi pada tahun 2014 dan segera menjadi pusat perhatian karena desainnya yang sangat unik. Konsep restoran ini mencoba menghadirkan suasana penerbangan dengan interior yang mirip pesawat terbang, suatu ide yang belum pernah ada di Sumedang. Rizki Gumilar, seorang anggota keluarga pemilik, menjelaskan bahwa bangunan tersebut semula hanya biasa-biasa saja hingga dipugar menjadi bentuk saat ini. Meskipun sempat menjadi tempat hits, restoran ini akhirnya tutup dan kini terbengkalai. Saat ini, pemiliknya berencana menjual bangunan tersebut dengan harga Rp 3 miliar untuk memenuhi kebutuhan finansial.
Dari perspektif seorang jurnalis, cerita Rumah Makan Neraray Ganjeng memberikan pelajaran penting tentang bagaimana inovasi dan kreativitas dapat membawa kesuksesan sementara, tetapi juga bagaimana pentingnya adaptasi dan fleksibilitas dalam dunia bisnis yang selalu berubah. Restoran ini menjadi bukti bahwa meskipun memiliki konsep unik, tanpa manajemen yang baik dan strategi adaptasi yang tepat, bisnis dapat mudah tersingkir dalam persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya inovasi berkelanjutan dan pemahaman mendalam tentang pasar serta kebutuhan konsumen.