Pasar saham Indonesia diprediksi akan mengalami pemulihan di awal pekan mendatang. Analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat rebound ke area 6.850 setelah sebelumnya mencapai level rendah 6.742.576 pada akhir perdagangan minggu lalu. Secara teknikal, pola grafik yang menunjukkan kondisi oversold membuka peluang bagi investor untuk optimis terhadap kenaikan indeks.
Para pelaku pasar juga tengah memantau beberapa data ekonomi penting dari berbagai negara. Di Amerika Serikat, data inflasi bulan Januari 2025 diperkirakan tetap stabil di angka 2,9 persen year on year. Meskipun demikian, tingkat inflasi tersebut masih belum mendekati target Federal Reserve yang ditetapkan sebesar 2 persen. Sementara itu, di Eropa, pasar menantikan rilis pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris untuk kuartal IV 2024 yang diperkirakan meningkat menjadi 1 persen year on year, menunjukkan perbaikan ekonomi di negara tersebut.
Data ekonomi dari Jepang dan domestik Indonesia juga menjadi fokus utama. Di Jepang, data Indeks Harga Produsen (IHP) bulan Januari 2025 dinantikan sebagai indikator tingkat inflasi dari sisi produsen. Sedangkan di Indonesia, data Keyakinan Konsumen bulan Januari 2025 akan memberikan gambaran tentang optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi nasional. Selain itu, beberapa saham unggulan seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Central Asia, Astra International, dan Telkom Indonesia layak diperhatikan oleh para investor di awal pekan ini.
Optimisme pasar saham Indonesia didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri. Dengan adanya potensi rebound IHSG dan antisipasi data ekonomi global yang positif, investor dapat lebih percaya diri dalam membuat keputusan investasi. Keadaan ini juga mencerminkan stabilitas ekonomi yang semakin kuat, memberikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan prospek bisnis yang cerah di masa depan.