Gaya Hidup
Puluhan Virus Baru Muncul Lagi di China, Berpotensi Menular ke Manusia
2024-09-15
Mengungkap Ancaman Virus Baru dari Peternakan Bulu di China
Dalam sebuah penemuan yang mengejutkan, para peneliti telah mengidentifikasi puluhan virus baru yang terdeteksi pada hewan di peternakan bulu di China. Beberapa di antaranya dianggap berisiko tinggi untuk menular ke manusia, menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan munculnya pandemi baru. Laporan ini menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat terhadap industri peternakan bulu global, yang dianggap sebagai salah satu jalur paling mungkin bagi virus baru untuk menyebar dan memicu wabah di masa depan.Mengungkap Potensi Bahaya dari Peternakan Bulu
Peringatan Ilmuwan tentang Risiko Peternakan Bulu
Sejak pandemi COVID-19, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa beternak mamalia seperti cerpelai untuk diambil bulunya dapat memudahkan virus baru berpindah dari alam liar dan memicu wabah baru. Ahli virologi Edward Holmes, yang memimpin penelitian tentang COVID-19, menyatakan bahwa ia merasa industri peternakan bulu global "adalah salah satu cara yang paling mungkin untuk memulai pandemi baru". Ia bahkan menyerukan agar industri peternakan bulu di seluruh dunia ditutup.Temuan Mengejutkan dari Penelitian Terbaru
Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh tim dari China, para peneliti menganalisis sampel paru-paru dan usus dari 461 hewan seperti cerpelai, kelinci, rubah, dan anjing rakun yang mati akibat penyakit di seluruh negeri antara tahun 2021 dan 2024. Sebagian besar berasal dari peternakan bulu, sementara sisanya diternakkan untuk makanan atau obat tradisional, serta sekitar 50 hewan liar.Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature mengungkapkan bahwa tim tersebut telah mendeteksi 125 virus, termasuk 36 virus baru. Lebih mengkhawatirkan lagi, 39 virus dianggap memiliki "risiko tinggi" untuk menular antar spesies, termasuk ke manusia.Jenis-jenis Virus yang Ditemukan
Beberapa virus yang terdeteksi, seperti hepatitis E dan ensefalitis Jepang, telah menyebar ke manusia sebelumnya. Namun, 13 virus lainnya masih baru dan belum diketahui dampaknya terhadap manusia. Selain itu, beberapa jenis flu burung juga terdeteksi pada hewan-hewan di peternakan bulu, serta tujuh jenis virus corona, meskipun tidak ada yang berkerabat dekat dengan SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19.Seruan untuk Meningkatkan Pengawasan
Dalam penelitian tersebut, para peneliti menyerukan peningkatan pengawasan terhadap hewan ternak berbulu, terutama cerpelai, anjing rakun, dan marmut, yang tercatat memiliki virus dengan "risiko paling tinggi". Hal ini menunjukkan pentingnya tindakan proaktif untuk mencegah penyebaran virus baru dari industri peternakan bulu yang dapat berpotensi memicu pandemi baru di masa depan.