Pada Desember 2024, Reog Ponorogo resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Penetapan ini diumumkan di Asunción, Paraguay, membuka peluang baru bagi daerah Ponorogo untuk mempromosikan seni budayanya. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menekankan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi berkelanjutan melalui sektor pariwisata dan budaya. Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen untuk melestarikan dan mempromosikan Reog Ponorogo dengan berbagai langkah strategis, termasuk pembangunan Monumen Reog setinggi 126 meter.
Dalam suasana penuh kegembiraan pada bulan Desember 2024, UNESCO secara resmi menetapkan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda dunia. Acara pengumuman tersebut berlangsung di kota Asunción, Paraguay. Kesempatan emas ini tidak hanya menjadi momen penting dalam pelestarian warisan budaya Indonesia, tetapi juga membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di daerah Ponorogo. Pemerintah setempat merencanakan berbagai inisiatif untuk memaksimalkan manfaat dari penetapan ini. Salah satu upaya utama adalah pembangunan Monumen Reog setinggi 126 meter yang akan menjadi ikon baru di Ponorogo. Monumen ini dirancang sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya, dilengkapi dengan museum peradaban, amfiteater, dan ekosistem seni budaya.
Selain itu, festival seni budaya berkala dan program pelatihan untuk para pelaku seni juga akan diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia lokal. Dengan sinergi antara pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi, pemerintah optimistis sektor ini akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut Susiwijono Moegiarso, proyek-proyek ini diperkirakan dapat menciptakan ekosistem ekonomi baru di Ponorogo dan sekitarnya, bahkan berpotensi menyumbang lebih dari 50% dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ponorogo.
Reporter: Saksi langsung atas penetapan ini, kita bisa merasakan betapa pentingnya peran budaya dalam membangun identitas dan ekonomi suatu daerah. Reog Ponorogo bukan hanya sekadar tarian tradisional, tetapi juga simbol kekuatan dan keunikan budaya Indonesia yang mampu bersaing di kancah internasional. Ini menunjukkan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan perkembangan ekonomi, menciptakan harmoni yang indah antara masa lalu dan masa depan.