Pasar
Rupiah Menguat Setelah Pidato Powell, Tetapi Risiko Longsor Tetap Ada
2024-12-05
Jakarta, CNBC Indonesia – Saat ini, kondisi rupiah terhadap dolar AS sedang mengalami perubahan. Setelah pidato Chairman bank sentral AS Jerome Powell dan penantian data payroll AS esok hari (6/12/2024), rupiah mulai menguat. Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat 0,22% di angka Rp15.890/US$ pada hari ini, Kamis (5/12/2024), dan hal ini senada dengan penutupan perdagangan kemarin (4/12/2024) yang menguat tipis 0,06%. Sementara DXY pada pukul 09:00 WIB naik tipis 0,03% di angka 106,35, yang lebih tinggi daripada posisi kemarin yang berada di angka 106,32.

Peran Sentimen Powell dalam Pergerakan Rupiah

Salah satu penggerak rupiah hari ini adalah sentimen pidato Powell dini hari tadi. Powell menyatakan bahwa perekonomian AS saat ini lebih kuat daripada yang diperkirakan bank sentral pada bulan September ketika mulai menurunkan suku bunga. Ia juga memberikan sinyal bahwa ia mendukung langkah yang lebih hati-hati dalam pemotongan suku bunga ke depan. "Ekonomi AS berada dalam kondisi yang sangat baik dan tidak ada alasan untuk itu tidak berlanjut. Risiko penurunan di pasar tenaga kerja tampaknya lebih kecil, pertumbuhan jelas lebih kuat dari yang kami duga, dan inflasi sedikit lebih tinggi," kata Powell dalam acara New York Times. "Kabar baiknya adalah kita bisa lebih berhati-hati saat mencoba menemukan posisi netral." Pidato Powell membuat pasar mulai mengalihkan ekspektasi terhadap penurunan suku bunga yang tidak terlalu agresif.

Perspektif Ekonomi AS

Ekonomi AS saat ini memang berada dalam kondisi yang cukup baik. Inflasi sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya, tetapi pertumbuhan ekonomi juga lebih kuat. Ini menunjukkan bahwa perekonomian AS memiliki keunggulan dan kemampuan untuk beradaptasi. Namun, hal ini juga membuat bank sentral lebih cermat dalam mengambil langkah-langkah pemotongan suku bunga. Mereka harus mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi jika suku bunga terlalu cepat diturunkan.

Perspektif Pasar Tenaga Kerja

Risiko penurunan di pasar tenaga kerja tampaknya lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya. Ini memberikan kepercayaan bagi para investor dan mempengaruhi pergerakan rupiah. Jika kondisi pasar tenaga kerja stabil, maka akan lebih mudah bagi ekonomi untuk berjalan dengan lancar. Namun, para investor tetap harus berhati-hati dan mengikuti perkembangan pasar dengan seksama.

Perspektif Data Payroll AS

Market masih menanti data payroll AS, terutama non farm payroll (NFP) dan tingkat pengangguran yang akan rilis pada Jumat (5/12/2024). Data ini akan memberikan informasi lebih lanjut tentang kesehatan perekonomian AS. Jika data payroll AS menunjukkan pertumbuhan yang baik, maka akan memberikan dukungan tambahan bagi rupiah. Namun, jika data tidak memuaskan, maka akan menimbulkan tekanan terhadap rupiah.CNBC INDONESIA RESEARCH(rev/rev)Saksikan video di bawah ini:Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG “Terancam” Merosot ke Level 7.000-an
More Stories
see more