Dalam sebuah narasi baru yang mengejutkan, mantan aktris Amerika yang kini menjadi anggota keluarga kerajaan Inggris, telah menjadi sorotan karena gaya berinteraksinya. Informasi ini muncul dari buku terbaru seorang penulis kenamaan yang membahas kehidupan pribadi para pekerja istana. Buku tersebut mengungkap bahwa perilaku hangat dan ramahnya seringkali membuat beberapa anggota kerajaan merasa tidak nyaman.
Pada musim dingin yang dingin, Duchess of Sussex, yang dulunya dikenal sebagai bintang serial televisi, memasuki lingkungan kerajaan dengan sikap yang sangat berbeda dari norma-norma tradisional. Penulis Tom Quinn, dalam bukunya yang dirilis pada tanggal 18 Februari, menyatakan bahwa pendekatan sosial Meghan yang cenderung lebih informal, seperti pelukan dan ciuman pipi, telah menciptakan suasana yang tegang di antara anggota keluarga kerajaan.
Buku ini menyoroti bagaimana awalnya Kate dan William melihat Meghan sebagai orang yang menyenangkan ketika ia mulai berkencan dengan Pangeran Harry. Namun, seiring berjalannya waktu, cara Meghan dalam menyapa dan berinteraksi dengan anggota kerajaan lainnya, termasuk Pangeran William, mulai menimbulkan ketidaknyamanan. Dalam beberapa kesempatan, staf kerajaan bahkan menggambarkan aksi Meghan tersebut sebagai sesuatu yang mengganggu.
Meghan sendiri mengakui bahwa ia tidak menyadari formalitas yang ada di balik pintu istana. Ia menjelaskan bahwa sikap hangat dan suka berpelukan adalah hal yang biasa di California, tempat asalnya. Hal ini diperkuat oleh pengakuannya dalam dokumenter Netflix, di mana ia mengungkapkan betapa terkejutnya ia atas tingkat formalitas yang ada di lingkungan kerajaan.
Harry juga merujuk pada momen pertemuan pertama antara Meghan dan saudaranya dalam memoarnya, menggambarkannya sebagai 'benturan budaya klasik'. Ia mencatat bahwa William tampak menjauh saat Meghan mencoba mendekat untuk berpelukan, mencerminkan perbedaan budaya yang signifikan.
Menurut Daily Mail, informasi ini telah menjadi topik pembicaraan panas di kalangan publik dan media. Bukunya memberikan wawasan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang dinamika internal keluarga kerajaan, menunjukkan bagaimana perbedaan budaya dapat mempengaruhi hubungan antar anggota keluarga.
Ketegangan ini semakin memperdalam retaknya hubungan antara dua bersaudara, yang telah lama diketahui memiliki perselisihan. Situasi ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh Meghan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang sangat berbeda dari dunia yang selama ini dikenalnya.
Sebagai seorang jurnalis, saya melihat cerita ini sebagai refleksi dari kompleksitas hubungan manusia dan bagaimana perbedaan budaya dapat mempengaruhi interaksi sosial. Ini mengajarkan kita pentingnya pemahaman dan toleransi terhadap norma-norma sosial yang berbeda, serta bagaimana komunikasi yang baik dapat membantu meredakan ketegangan yang timbul dari perbedaan tersebut. Bagi pembaca, cerita ini mungkin mengingatkan kita akan pentingnya empati dan kesediaan untuk belajar dari situasi baru yang mungkin kita hadapi.