Penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung merupakan kondisi yang seringkali mengganggu kesehatan banyak orang. Gejalanya bisa mencakup rasa terbakar di dada hingga mual. Berbagai metode alami dapat membantu meredakan kondisi ini tanpa perlu obat-obatan, termasuk pola makan yang tepat, gaya hidup sehat, dan penyesuaian rutinitas harian. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa langkah praktis yang direkomendasikan oleh seorang ahli untuk mengelola penyakit asam lambung secara efektif.
Mengatur pola makan dan gaya hidup adalah kunci penting dalam mengendalikan gejala asam lambung. Mulailah dengan membagi porsi makan menjadi lebih kecil namun lebih sering sepanjang hari. Hindari konsumsi makanan tertentu yang berpotensi memicu refluks seperti makanan pedas, berlemak, atau minuman bersoda. Selain itu, pastikan untuk tidak tidur segera setelah makan dan menjaga postur tubuh saat beristirahat.
Seorang pakar kesehatan pencernaan menyarankan beberapa cara sederhana namun efektif untuk mengurangi risiko asam lambung. Pertama, cobalah makan dengan porsi lebih kecil tetapi lebih sering daripada tiga kali sehari. Ini membantu mencegah perut menjadi terlalu penuh, yang bisa memicu kenaikan asam. Kedua, hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi, seperti makanan pedas, berminyak, serta minuman bersoda. Ketiga, jangan langsung tidur setelah makan; tunggu minimal tiga jam sebelum berbaring. Terakhir, usahakan untuk tidur dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi agar asam tidak mudah naik ke kerongkongan.
Perubahan gaya hidup juga sangat berpengaruh dalam mengendalikan asam lambung. Berhenti merokok, menurunkan berat badan jika diperlukan, dan memeriksa jenis obat yang dikonsumsi adalah beberapa langkah yang dapat diambil. Aktivitas fisik ringan setelah makan masih diperbolehkan, namun aktivitas berat harus dihindari karena dapat memicu refluks.
Berhenti merokok adalah salah satu langkah penting dalam mengelola asam lambung. Nikotin dalam rokok dapat melemaskan otot sfingter esofagus bagian bawah, sehingga meningkatkan risiko refluks. Menurunkan berat badan juga penting bagi mereka yang memiliki berat badan berlebih, karena hal ini dapat mengurangi tekanan pada perut dan membantu menjaga sfingter tetap tertutup. Selain itu, periksa obat-obatan yang sedang dikonsumsi, karena beberapa jenis obat dapat memperburuk kondisi. Aktivitas fisik ringan setelah makan masih boleh dilakukan, tetapi hindari olahraga berat atau gerakan yang melibatkan pembungkukan tubuh, karena dapat memicu asam naik ke kerongkongan. Akhirnya, pastikan untuk tidur dengan posisi yang tepat, misalnya dengan menggunakan penyangga ekstra tinggi di bagian kepala tempat tidur.