Gaya Hidup
Terulang Lagi! Lukisan Van Gogh Dilempar Sup Tomat oleh Aktivis
2024-09-29

Aktivis Just Stop Oil Serang Lukisan Bunga Matahari Van Gogh di London

Tiga aktivis dari kelompok Just Stop Oil (JSO) telah melemparkan sup tomat pada dua lukisan "Bunga Matahari" karya Vincent van Gogh yang dipamerkan di Galeri Nasional London. Aksi ini terjadi hanya beberapa jam setelah dua anggota kelompok protes lainnya dipenjara karena melakukan hal yang sama pada tahun 2022.

Aksi Protes Aktivis Lingkungan Memicu Keprihatinan dan Perdebatan

Serangan pada Lukisan Bersejarah

Pada hari Jumat (27/9), tiga aktivis JSO melemparkan sup tomat pada dua lukisan "Bunga Matahari" milik Galeri Nasional London. Lukisan ini telah menjadi koleksi tetap galeri selama 100 tahun dan menampilkan 15 bunga matahari berdiri dalam pot kuning dengan latar belakang kuning. Aksi ini terjadi hanya beberapa jam setelah dua anggota kelompok protes lainnya, Phoebe Plummer dan Anna Holland, dipenjara karena melakukan hal serupa pada Oktober 2022.Meskipun bingkai lukisan mengalami kerusakan senilai hingga 10.000 pound (Rp 202 juta), lukisan itu sendiri tidak rusak dan dapat dipajang kembali di hari yang sama. Plummer dan Holland sebelumnya telah dijatuhi hukuman penjara masing-masing selama dua tahun dan 20 bulan atas tuduhan kerusakan kriminal.

Tindakan Keras terhadap Gerakan Protes

Aksi perusakan lukisan ini terjadi di tengah tindakan keras yang lebih luas terhadap gerakan protes di Inggris dan di seluruh Eropa. Aktivis dari Just Stop Oil telah menggelar sejumlah protes yang menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir, termasuk mengganggu acara olahraga, pertunjukan teater, dan lalu lintas jalan raya.Pada bulan Juli, lima anggota kelompok tersebut, termasuk salah satu pendirinya Roger Hallam, dijatuhi hukuman penjara selama setidaknya empat tahun atas konspirasi untuk memblokir jalan tol M25 di London. Ini merupakan hukuman terlama yang pernah dijatuhkan untuk protes tanpa kekerasan di Inggris.

Perdebatan Seputar Metode Protes

Aksi perusakan lukisan bersejarah ini telah memicu perdebatan dan keprihatinan di kalangan masyarakat. Hakim Christopher Hehir, yang memvonis Plummer dan Holland, menyatakan bahwa mereka hampir merusak lukisan yang mungkin tak ternilai harganya. Ia juga mengatakan bahwa tindakan mereka menyinggung banyak orang di belahan dunia lain yang menderita penganiayaan, pemenjaraan, dan terkadang kematian karena keyakinan mereka.Di sisi lain, Plummer mengklaim bahwa ia ikut serta dalam protes tersebut karena tahu dia bisa ditangkap dan dipenjara, dan mengatakan bahwa dia dijadikan tahanan politik. Namun, hakim menganggap pernyataan tersebut sebagai sesuatu yang menggelikan dan hanya mementingkan diri sendiri.Perdebatan ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan mengenai metode protes yang digunakan oleh aktivis lingkungan. Sementara mereka ingin menarik perhatian pada isu-isu penting, tindakan perusakan karya seni bersejarah juga dianggap sebagai tindakan yang tidak dapat diterima oleh sebagian besar masyarakat.
More Stories
see more