Gaya Hidup
Tragedi Kehidupan Oei Tambah Sia: Kisah Seorang Playboy Betawi yang Berakhir di Tiang Gantungan
2024-10-10

Kisah Tragis Oei Tambah Sia, Playboy Betawi yang Berakhir di Tiang Gantungan

Oei Tambah Sia adalah sosok yang mewakili kelakuan orang kaya yang sering pamer harta dan bersikap arogan. Kisah hidupnya yang penuh dengan kemewahan, kesenangan, dan akhirnya tragedi menjadi cerminan bahwa kekuasaan dan kekayaan tidak menjamin seseorang untuk lepas dari hukum dan konsekuensi atas perbuatannya.

Kisah Kelam Seorang Playboy Kaya yang Berakhir Tragis

Warisan Kekayaan yang Menjadi Bencana

Oei Tambah Sia adalah seorang yang terlahir kaya. Ia mewarisi kekayaan dari orang tuanya yang merupakan pengusaha terkemuka di Batavia. Namun, kekayaan yang dimilikinya justru membuatnya menjadi arogan dan sombong. Ia sering melakukan hal-hal yang tidak pantas, seperti berjudi, mengonsumsi narkoba, dan bahkan buang air besar di pinggir sungai sambil menggunakan uang kertas.

Gaya Hidup Playboy dan Perlakuan Sewenang-wenang

Oei Tambah Sia dikenal sebagai seorang playboy yang suka berganti-ganti wanita. Ia memiliki bungalow khusus di kawasan Ancol untuk bersantai dengan para wanita yang digaetnya. Tak jarang, ia juga mengambil paksa wanita dari rumahnya untuk dijadikan sebagai teman kencannya. Sikap arogan dan sewenang-wenangnya ini membuat orang-orang di sekitarnya hanya bisa diam, karena mereka tidak berani melawan seseorang yang memiliki kekuasaan dan kekayaan.

Tragedi Pembunuhan yang Mengakhiri Kisah Hidupnya

Kisah tragis Oei Tambah Sia bermula saat ia mendekati seorang pesinden bernama Mas Ajeng Gunjing. Ajeng jatuh sakit dan dipindahkan ke rumah pribadi Oei di Tangerang. Di sana, Ajeng dikunjungi oleh saudara kandungnya, Mas Sutejo. Oei yang dipanasi oleh rasa cemburu, kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Sutejo. Untuk menutupi perbuatannya, Oei juga membunuh anak buahnya dan menuduh pesaingnya, Liem Soe King, sebagai tersangka.Namun, polisi tidak percaya dengan akal bulus Oei dan berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Sutejo tewas di tangan Oei Tambah Sia. Akhirnya, Oei dibawa ke pengadilan dan divonis hukuman mati. Pada tahun 1851, ia dihukum gantung di depan Balai Kota (kini kawasan Kota Tua) di hadapan warga Jakarta, sebagai peringatan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa bertindak sewenang-wenang.
More Stories
see more