Gaya Hidup
Orang Kaya Dubai Rama-Ramai Beli Private Jet, Segini Harganya
2024-10-09
Surga Baru Orang Kaya: Bagaimana UEA Menjadi Destinasi Favorit Jutawan Global
Uni Emirat Arab (UEA) telah menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan orang kaya tercepat di dunia, meskipun krisis biaya hidup melanda sebagian besar ekonomi global. Alih-alih berhemat, permintaan para orang kaya untuk terbang dengan pesawat jet pribadi dan mewah justru meroket. Hal ini menunjukkan bahwa UEA telah menjadi surga baru bagi orang-orang terkaya di dunia.Menjadi Pusat Kemewahan Global yang Tak Tertandingi
Pesawat Jet Pribadi: Gaya Hidup Mewah yang Tak Terbantahkan
Bagi warga UEA, terbang dengan pesawat jet pribadi merupakan "perjalanan biasa". Bahkan, tak sedikit penumpang yang mengajukan permintaan tambahan untuk perjalanannya, seperti tempat tidur berkualitas tinggi hingga makanan cepat saji favorit seperti McDonald's dan KFC. Veteran industri penerbangan pribadi yang berdomisili di Dubai mengungkapkan bahwa melayani permintaan unik dari klien kaya raya hanyalah bagian dari layanan gaya hidup mewah "360 derajat" yang ditawarkannya.Biaya untuk perjalanan dengan jet pribadi ini dibanderol mulai dari U$50 ribu hingga US$200 ribu lebih atau sekitar Rp782,4 juta hingga Rp3,1 miliar untuk sekali perjalanan. Sebagai broker untuk penerbangan charter pribadi premium, Voyex menawarkan akses jaringan ke lebih dari 20 ribu pesawat di seluruh dunia yang dapat dipanggil dan siap lepas landas dalam hitungan jam. Bahkan, ada dua pesawat super eksklusif yang aksesnya sangat khusus, hanya untuk individu dengan kekayaan bersih yang sangat tinggi, seperti keluarga kerajaan atau pemerintah.Dubai: Pusat Kemewahan Global yang Tak Tertandingi
Dubai ternyata menarik banyak minat orang kaya untuk pindah dan tinggal di sana. Menurut Henley dan Partners, sebanyak 6.700 jutawan diperkirakan bakal pindah ke UEA pada 2024. Selain itu, jumlah centi-jutawan di Dubai diproyeksikan bakal melonjak sekitar 150 persen pada 2040. Centi-jutawan adalah sebutan bagi individu yang memiliki aset kekayaan yang bisa diinvestasikan sebesar US$100 juta atau lebih, setara dengan sekitar Rp1,5 triliun.Laporan Migrasi Kekayaan Pribadi 2024 menunjukkan bahwa masuknya jutawan dari India, Timur Tengah yang lebih luas, Rusia, Afrika, Inggris, dan Eropa membuat UEA mampu menarik hampir dua kali lipat jutawan dibandingkan pesaing terdekatnya, Amerika Serikat (AS). Saat ini, Dubai menjadi pasar tersibuk di dunia untuk properti hunian senilai lebih dari US$10 juta atau sekitar Rp156,4 miliar.Pasar Jet Pribadi Timur Tengah yang Melejit
Tidak hanya properti, pasar jet pribadi Timur Tengah yang bernilai US$566 juta diperkirakan akan tumbuh menjadi US$943 juta pada 2029 mendatang. Wakil presiden eksekutif Internasional untuk perusahaan penerbangan pribadi global Vista, Youssef Mouallem mengatakan bahwa meskipun jumlah penerbangan pribadi di Eropa dan AS mungkin lebih besar, laju pertumbuhan di Timur Tengah dan pasar berkembang, seperti India tidak tertandingi.UEA menyumbang 59 persen dari pertumbuhan industri penerbangan swasta di kawasan tersebut, tetapi bukan satu-satunya yang mengalami pertumbuhan besar. Arab Saudi diklaim sedang mengembangkan enam hingga delapan terminal bandara baru yang secara eksklusif akan melayani jet pribadi. Emirat tetangga Dubai, Sharjah disebut bakal menjadi rumah bagi hanggar seluas 14 ribu meter persegi dan terminal "VVIP" setelah grup layanan penerbangan bisnis, Gama Aviation mengumumkan akan menyuntikkan US$100 juta ke fasilitas baru di Bandara Internasional Sharjah.Dampak Lingkungan: Dilema Antara Kemewahan dan Keberlanjutan
Di balik semakin meningkatnya minat terhadap pesawat jet pribadi, ternyata ada banyak negara yang menentang gaya hidup mewah tersebut karena mampu menyumbang tiga persen dari emisi karbon global. Federasi Eropa untuk Transportasi dan Lingkungan menyebut, pesawat jet pribadi rata-rata 10 kali lebih intensif menghasilkan karbon daripada pesawat terbang dan 50 kali lebih berpolusi daripada kereta api.Industri penerbangan pribadi sudah terbiasa dengan "berbagai jenis perubahan di seluruh dunia dengan pelarangan penerbangan pribadi." Namun, fokus seharusnya bukan terletak pada pelarangan penerbangan, tetapi memastikan adopsi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) yang lebih besar. Bahan bakar penerbangan berkelanjutan diklaim dapat mengurangi emisi CO2 hingga 80 persen dan dapat diproduksi dari berbagai bahan baku berkelanjutan. Meskipun demikian, para pengguna pesawat jet pribadi tak perlu merasa bersalah terkait dampak lingkungan dari penerbangan pribadi.