Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengatakan bahwa pelunasan ini diharapkan dapat memperkuat posisi keuangan, menjaga hubungan baik dengan kreditur, serta meningkatkan likuiditas dan fleksibilitas. Ini akan mendongkrak kinerja perusahaan. Selain itu, pelunasan ini juga bertujuan untuk mengurangi beban bunga dan memperkuat fundamental keuangan perseroan.
Setelah dilakukan call option tersebut, sepanjang tahun 2024, Perseroan telah berhasil melakukan pelunasan pokok Obligasi sebesar Rp1,18 triliun. Ini terdiri dari pelunasan seluruh Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A sebesar Rp184 miliar, Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp 571 miliar. Selanjutnya, ada Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A sebesar Rp325 miliar dan pelunasan sebagian Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A sebesar Rp 100 miliar.
Upaya untuk terus menurunkan posisi utang Perseroan ini juga tercermin dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan. Di mana hingga September 2024, Perseroan telah berhasil menurunkan utang pihak ketiga sebesar Rp3,71 triliun dibandingkan posisi tahun 2023. Ini menunjukkan langkah signifikan yang telah diambil oleh Perseroan untuk mengoptimalkan keuangan.
Perseroan mengapresiasi kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan oleh seluruh stakeholders. Hal ini menunjukkan kepekaan dan tanggung jawab dalam mengelola keuangan perusahaan.