Gaya Hidup
Kenali 5 Perbedaan Utama Virus Mpox dan COVID-19
2024-08-26

Mpox: Mengungkap Kesamaan dan Perbedaan dengan COVID-19

Sejak Januari 2023, Republik Demokratik Kongo (DRC) telah melaporkan lebih dari 22.000 kasus mpox dan lebih dari 1.200 kematian. Kasus baru juga telah muncul di negara-negara tetangga, mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menetapkan penyakit ini sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada 14 Agustus 2024.

Mengenal Lebih Dekat Mpox dan Perbedaannya dengan COVID-19

Sumber Virus

Mpox dan COVID-19 adalah penyakit zoonosis, yang berarti virus penyebabnya berasal dari hewan dan kemudian menular ke manusia. SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, diduga berasal dari kelelawar, meskipun perantara penularannya ke manusia belum dapat dipastikan. Di sisi lain, virus poxvirus (MPXV) penyebab Mpox, meskipun pertama kali ditemukan pada monyet, lebih sering dijumpai pada hewan pengerat seperti bajing dan tikus kantong Gambia.Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami asal-usul, reservoir alami, dan siklus penularan kedua virus ini di antara populasi hewan.

Mekanisme Penularan

SARS-CoV-2 adalah virus pernapasan yang dapat menyebar melalui tetesan kecil (aerosol) yang mengandung virus dan dapat melayang di udara selama beberapa menit hingga jam. Virus ini sangat mudah menular, dan satu orang terinfeksi berpotensi menginfeksi banyak orang lain hanya dengan bernapas di ruangan yang sama.Berbeda dengan COVID-19, Mpox terutama menyebar melalui kontak langsung dengan ruam, koreng, atau cairan tubuh penderita. Virus ini juga dapat ditularkan melalui pakaian atau permukaan yang terkontaminasi, serta melalui hubungan seksual. Meskipun dapat menyebar melalui air liur dan sekresi pernapasan, Mpox bukanlah virus pernapasan yang mudah menular seperti SARS-CoV-2.

Gejala dan Tingkat Keparahan Penyakit

Gejala COVID-19 umumnya muncul dalam waktu 2-14 hari setelah terpapar virus, dan meliputi demam, menggigil, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan kehilangan indra perasa atau penciuman. Pada Mpox, gejala dapat muncul hingga 3 minggu setelah terpapar virus, dengan adanya ruam yang dapat terasa nyeri dan gatal, serta cenderung menyebar ke wajah, ekstremitas, dan alat kelamin.Tingkat keparahan mpox juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia (anak-anak lebih berisiko) dan status kesehatan (misalnya, orang dengan HIV berisiko lebih tinggi mengalami penyakit yang parah).

Diagnosis dan Pengujian

COVID-19 dapat dideteksi dengan tes antigen cepat di rumah, selain tes amplifikasi asam nukleat (NAAT) seperti PCR yang lebih sensitif. Sebaliknya, diagnosis Mpox hanya dapat dilakukan melalui tes PCR pada cairan dari lesi atau kerak kering, yang harus dikirim ke laboratorium yang memadai.Saat ini belum ada pilihan tes cepat atau tes di rumah untuk Mpox, sehingga membutuhkan waktu dan koordinasi yang lebih kompleks untuk memperoleh hasil diagnosis.

Pencegahan dan Pengobatan

Berbagai vaksin COVID-19 telah disetujui untuk digunakan di banyak negara sejak pandemi dimulai. Sementara itu, vaksin untuk Mpox yang dikenal sebagai JYNNEOS telah tersedia dan digunakan untuk melindungi orang dewasa dari penyakit ini.Meskipun tidak ada pengobatan khusus untuk Mpox, upaya vaksinasi difokuskan pada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap infeksi, seperti mereka yang telah terpapar atau berpotensi terpapar virus.Secara keseluruhan, meskipun Mpox dan COVID-19 berbagi kesamaan sebagai penyakit zoonosis, terdapat perbedaan signifikan dalam hal mekanisme penularan, gejala, diagnosis, dan upaya pencegahan yang harus diperhatikan. Pemahaman akan perbedaan-perbedaan ini penting dalam mengatasi wabah Mpox yang sedang berlangsung dan memitigasi dampaknya di masa mendatang.
More Stories
see more