Ketegangan geopolitik antara Rusia dan negara-negara Barat masih berlanjut, terutama berkaitan dengan konflik di Ukraina. Faktor utama yang mendorong keberlanjutan sanksi adalah ketidaksempatan untuk mencapai perdamaian di wilayah tersebut. Negara-negara Barat melihat bahwa agresi Rusia terhadap Ukraina belum berakhir, sehingga mereka tetap mempertahankan langkah-langkah tekanan ekonomi.
Sanksi ini bukan hanya sebagai alat untuk melemahkan ekonomi Rusia, tetapi juga sebagai upaya untuk mempengaruhi kebijakan politik Kremlin. Berbagai laporan menunjukkan bahwa ekonomi Rusia mengalami penurunan signifikan sejak dimulainya sanksi. Misalnya, penggunaan dana kekayaan nasional Rusia telah berkurang hampir setengahnya untuk mendanai konflik, yang berpotensi merusak stabilitas ekonomi jangka panjang negara tersebut. Selain itu, kebijakan ekonomi Rusia saat ini mirip dengan praktik Soviet era lalu, yang menciptakan perasaan deja vu bagi banyak warga Rusia.
Pelanggaran hukum internasional oleh Rusia juga menjadi alasan kuat bagi negara-negara Barat untuk mempertahankan sanksi. Invasi ke Ukraina dianggap melanggar prinsip kedaulatan dan tatanan dunia yang berdasarkan hukum internasional. Sanksi ini dianggap sebagai cara untuk menjaga integritas sistem hukum global dan mendukung hak-hak Ukraina. Meskipun ada kritik atas standar ganda dalam isu-isu internasional lainnya, pemeliharaan hukum internasional tetap menjadi prioritas penting.
Melalui penerapan sanksi, negara-negara Barat berharap dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan adil di dunia. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mendorong dialog damai serta menghentikan aksi agresif yang dapat mengganggu perdamaian global. Upaya ini mencerminkan komitmen internasional terhadap keadilan dan stabilitas dunia.