Pasar
Aliran Investasi Meningkat ke SRBI: Strategi Bank Indonesia untuk Stabilitas Ekonomi
2025-01-15

Bank Indonesia (BI) mencatat peningkatan aliran investasi ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), mencapai US$ 228 juta dari awal Januari hingga pertengahan bulan tersebut. Sementara itu, inflow ke Surat Berharga Negara (SBN) hanya mencapai US$ 19 juta. Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga berjalan dengan baik. Suku bunga pasar uang overnight bergerak di sekitar BI Rate, yaitu 6,03%. Selain itu, imbal hasil SRBI dan SBN juga mengalami kenaikan, yang membantu mempertahankan daya tarik instrumen keuangan domestik.

Peningkatan Pemilik SRBI dan Kebijakan Moneter

Kepemilikan SRBI telah mencapai 25,02% dari total outstanding SRBI di pasar. Implementasi oleh dealer utama ikut meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement. Ini memperkuat instrumen moneter untuk mendorong pencapaian inflasi dan nilai tukar rupiah. Bank Indonesia terus mendorong instrumen promarket ini, baik dari sisi volume maupun imbal hasil, guna mendorong aliran masuk modal asing.

Gubernur BI menekankan pentingnya strategi ini dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan kepemilikan SRBI yang signifikan, BI berusaha memastikan bahwa instrumen ini tetap menarik bagi investor. Transaksi di pasar sekunder dan repurchase agreement ditingkatkan oleh dealer utama, yang mendukung efektivitas kebijakan moneter. Hal ini sangat penting untuk mencapai target inflasi dan mempertahankan nilai tukar rupiah, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Daya Tarik Imbal Hasil SRBI dan SBN

Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 bulan naik menjadi 7,06%, 7,1%, dan 7,23% pada tanggal 10 Januari. Imbal hasil SBN per 14 Januari 2025 juga meningkat menjadi 6,98% dan 7,25%. Ini mempertahankan daya tarik imbal hasil instrumen keuangan domestik di tengah ketidakpastian global. Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga daya tarik ini agar aliran investasi terus berlanjut.

Dengan peningkatan imbal hasil SRBI dan SBN, Bank Indonesia berusaha memastikan bahwa instrumen keuangan domestik tetap kompetitif. Imbal hasil yang lebih tinggi menarik lebih banyak investor asing, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat posisi ekonomi nasional. Selain itu, ketidakpastian global membuat daya tarik imbal hasil domestik semakin penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Bank Indonesia akan terus memantau dan menyesuaikan kebijakan moneter untuk memastikan daya tarik ini berkelanjutan.

More Stories
see more