Pasar saham Indonesia menunjukkan performa positif pada akhir sesi perdagangan pertama hari ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan yang signifikan, didorong oleh sejumlah faktor ekonomi domestik dan global. Pada pukul 12:00 WIB, IHSG mencapai level 6.999,47 dengan peningkatan sebesar 0,62%. Meskipun sempat mendekati level psikologis 7.000, indeks ini belum berhasil menembus angka tersebut hingga akhir sesi I.
Saham-saham dari sektor teknologi dan keuangan menjadi motor penggerak utama kenaikan IHSG. Kedua sektor ini masing-masing berkontribusi sebesar 1,34% dan 1,18%. Emiten perbankan, terutama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, juga berperan besar dalam mendongkrak indeks dengan tambahan 16,1 indeks poin. Selain itu, PT Astra International Tbk memberikan dukungan sebesar 3,1 indeks poin. Aktivitas transaksi di pasar saham cukup tinggi dengan nilai transaksi mencapai Rp 5 triliun, volume transaksi 11 miliar lembar saham, dan frekuensi transaksi sebanyak 816.259 kali.
Berita positif tentang neraca perdagangan Indonesia juga mempengaruhi sentimen investor. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa neraca perdagangan negara pada Desember 2024 masih berada di zona surplus sebesar US$ 2,24 miliar. Surplus ini disumbang oleh ekspor senilai US$ 23,46 miliar, sementara impor mencapai US$ 21,22 miliar. Meski lebih rendah dari proyeksi pasar, surplus ini merupakan hasil positif yang telah berlangsung selama 56 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Pasar juga tengah menantikan keputusan suku bunga terbaru dari Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada siang hari ini. Sejauh ini, BI telah menahan suku bunga di level 6% sejak September 2024. Konsensus dari beberapa lembaga memperkirakan bahwa BI akan tetap menahan suku bunga pada level yang sama untuk empat bulan berturut-turut. Keputusan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk menjaga stabilitas inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kinerja positif pasar saham dan neraca perdagangan yang stabil menunjukkan ketahanan ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Dengan kebijakan moneter yang hati-hati dan dukungan dari sektor-sektor kunci, Indonesia berpotensi untuk terus tumbuh secara stabil dan berkelanjutan. Hal ini mencerminkan komitmen pemerintah dan bank sentral dalam memastikan iklim investasi yang kondusif dan berorientasi pada masa depan yang cerah.